[caption caption="DokPri: Kehangatan Adenium Pink."][/caption]Harapan Baiq, mungkin bersama adik tirinya Ranti, hubungan dingin antara ia dan ibunya melumer perlahan. Semoga tak lama.
(Epilog Aluy 17)
Hai, aku cuma ingin tanyakan ultahmu. Ultah kalian sekeluarga tepatnya. Ada sahabatku yang tanyakan dan aku merasa bodoh karena benar-benar tak tahu.
Ranti benar. Begitu banyak hal yang harusnya kami bicarakan berdua. Segera. Kalimat-kalimat chat masih saja terasa tak pernah lengkap. Menelponnya langsung? Aku khawatir mengganggu jam kerjanya atau saat-saat ia jenakkan kerja untuk bersama keluarganya. Dua pertemuan terakhir masih tak usir jauh satu batas. Rasa sungkan.
Hai kakak. Rabu lalu itu sebenarnya ulang tahunku. Tapi keluargaku memang tak biasa adakan pesta ultah khusus. Jadi, mumpung kakak tanyakan, terimakasih lagi ya sudah ramaikan ulang tahunku. Oia, hari itu aku genap 33. Eh, ganjil atau genap yak? Hahahaha..
Jeda sekian detik, tanpa berpikir lagi aku langsung hubungi Ranti.
“Astaga! Kenapa tak kasi tahu?! Aku dan anak-anak tentu bisa bawakan kue…”
Derai tawa Ranti menjadi balasan keluhku.
“Sudahlah kak. Tahun depan saja bawa kuenya. Kita ramai-ramai lagi kemanaaaa gitu.”
“Ya. Kalau pun aku lupa, awas saja kalau kamu tak ingatkan,” ancamku bersungguh-sungguh.
“Siap! Oia, siapa sahabat kak Putri yang tanyakan ultahku?”