Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

Aku dan BPJS-Ketenagakerjaan: Semua Punya Warisan

Diperbarui: 19 Desember 2015   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto DokPri

'Inaq, tunas kangkungnya due pesel'. (Bu, tolong kangkungnya dua ikat.)

'Dua ribu mauq telu pesel buk. Nyengken taek ejin.' (Dua ribu dapat tiga ikat bu. Harganya sedang naik.)

'Nggih silaq'. (Baik bu)

Dua ribuan kumal berpindah tangan, bayangan sepiring beberok kangkung tak pedas demi anak saya terkecil juga bisa ikut menikmati sudah membayang.

Dua hari berikutnya, saya kembali ke bakul bibi penjual kangkung. Kali ini ingin memasak tumis kangkung spesial dengan udang, makanan favorit sekeluarga. Semoga si bibi berkenan berikan diskon, walau sedikit, lima ribu rupiah untuk enam ikat kangkung.

'Buk, anih, aget sak belanje malik. Uwik gerik kartu ape jage leman dompetm.' (Bu, syukur belanja lagi di sini. Kemarin ada kartu yang terjatuh dari  dompet  ibu.)

'Wah, kartu ape ino Inaq?' (Wah, kartu apa ya Bi)

Kartu bernuansa hijau dengan latar putih bersih, terlaminating sehingga aman dari lipatan serta remasan, disodorkan bibi penjual kangkung.

'Oh, kartu BPJS tiyang niki Inaq. Tampiasih nggih mpun pelungguh simpen.  Sampekn ilang, burung anak jarin tiyang mauk warisan.'  (Oh, ini kartu BPJS  saya bi. Terimakasih sudah disimpankan. Kalau sampai hilang, nanti anak saya bisa-bisa tidak dapat warisan.)

'Anih, brembe ceriten kartu bau bing anak warisan?' (Wah, bagaimana bisa anak-anak kita dapat warisan dari kartu begitu?)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline