Dari kehadiran dan silaturahmi LP Ma'arif Mojokerto ke LP4Q PWNU Jatim dihari Minggu kemarin, aku temukan beberapa hal menarik, Al;
Keinginan untuk bertandang antara lembaga yang sama-sama memiliki maha santri, keduanya tidak sekedar menjalin hubungan silaturahmi yang lebih akrab, melainkan juga bisa saling sharing pengetahuan dan pengalaman.
Dengan demikian, keduanya akan semakin mengikat tali-tali ukhuwah Nahdliyyah dan ukhuwah basyariyah. Artinya, keduanya berharap adanya satu pandangan yang sama antara LP Ma'arif Mojokerto dengan LP4Q PWNU Jatim dalam mentransformasi nilai-nilai Alquran kedalam kehidupan sehari-hari.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh bpk KH Zainal Mahmud, beliau menyampaikan beberapa hal penting;
Pertama beliau mengucapkan terimakasih atas sambutan kunjungan rombongan LP Ma'arif Mojokerto di LP4Q PWNU.
Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa hubungan KH. Zainal Mahmud dengan KH. Khoiruddin, sangat erat. Tidak saja hanya sebagai seorang teman seperjuangan, melainkan juga kedekatannya di dalam membumikan Alquran melalui beberapa jalur yang sudah ditempuh.
Beliau pun menjelaskan tentang kronologi lahirnya TPQ di Mojokerto.
Di tahun 1991 TPQ Mojokerto lahir dari LP Ma'arif, bukan dari Jamqur (Jam'iyatul Qurro').
Hal ini dijelaskan bahwa TPQ yang lahir dari rahim LP Ma'arif ini bukan berarti bermaksud untuk memisahkan diri dari JQH yang telah ada dan menjadi salah satu banom di Nahdlatul Ulama'.
LP Ma'arif Mojokerto sebagai lembaga yang konsen terhadap pendidikan, mencoba menjawab sejumlah tantangan dilapangan bahwa NU memiliki kepedulian yang lebih dibanding dengan sejumlah lembaga Alqur'an yang menjamur.