Lihat ke Halaman Asli

Catatan Harian di Tahun ke-60

Diperbarui: 18 November 2023   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Terkadang hidup menjadi sebuah teka-teki panjang yang tak bisa diterjemahkan.

Sesekali naik, terlalu sering turun bahkan terlempar tanpa kendali.

Langit kelam tanpa hujan, bukan hanya sekedar rangkaian kata tanpa makna. Ia memiliki segudang cerita. Cerita kehidupan sepasang suami istri yang tak diberi amanah dalam hal materi.

Kehidupan berumah tangga selama 42 tahun, bukan sebuah lelakon yang kebetulan, melainkan sebuah catatan tertulis di lauhil mahfud.

Sampai pada babak baru, di saat itu, tepatnya tanggal 18 Nopember 1963, enam puluh tahun yang lalu. lahir seorang perempuan kecil mungil bukti kasih sayang mereka berdua.

Disini, di kota Surabaya yang penuh dengan persaingan dan kadang sikut-menyikut, perempuan kecil itu dilahirkan. Tangisan panjangnya menembus pintu langit, seakan mengetuk dan menggedor pintu-pintu keberkahan yang masih terkunci.

"Duhai... bukalah pintu maghfirah dan kasih sayangmu untuk kedua orang tuaku" mereka adalah bagian dari cerita panjang ini. 

Suara itu... melengking jauh... menembus cakrawala dan terdengar oleh para malaikat penjaga.

Sayangnya... saat kebahagiaan ter teguk, mereka telah kembali ke pangkuannya. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un

Hari ini, Sabtu 18 Nopember 2023, adalah tanggal bersejarah buatku. Perempuan kecil yang sudah dewasa dan sudah uzur pula. Kembali mengenang dua almarhum orang yang amat mencintaiku. Allohummaghfir lahumaa... pertemukan kami kembali di jannahmu...

Surabaya, 18 Nopember 2023 

Musiroh Muki




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline