Lihat ke Halaman Asli

Langit Kelam Tanpa Hujan

Diperbarui: 18 November 2023   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

60 tahun yang lalu, tepatnya di tanggal 18 bulan Nopember tahun 1963. Seorang ibu muda melahirkan putrinya tanpa suami yang mendampingi. Dia adalah ibuku.   

Tanpa rasa sakit yang berarti, bayi kecil itu lahir ke dunia dengan tangisan yang nyaring, melengking menembus bibir langit kelam. 

Tak ada gundah, resah, nestapa dan nelangsa... baginya semua lelakon hidup adalah suratan yang tertulis di lauhil mahfud. 

Hidup dalam kesendirian dan penuh tekanan adalan nyanyian lama yang tak pernah membuatnya bosan. 

Bait demi bait dari syair kehidupan dia teguk dalam nafas keikhlasan. Dia memang perempuan hebat.... 

Sebaris kata-kata menjelma dalam kalimat indah, selalu menjadi dzikir rutin pagi dan sore. 

Dia tidak pernah mengeluh walau hatinya rapuh.

Dia tidak pernah menangis, walau tubuhnya terkikis. Tinggal tulang terbungkus kulit.

Dia tak pernah bercerita tentang duka panjangnya, kepada siapapun, bahkan pada ibunya sendiri.

Semua terbungkus rapi dalam diary hati. Dia memang perempuan hebat. 

Seberat dan sebesar apapun duka yang melingkupi, selalu menjadi sebuah lagu syukur yang sarat dengan arti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline