Lihat ke Halaman Asli

Selamat Datang Bulan November

Diperbarui: 3 November 2023   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pagi ini sudah hari ke 3 dari bulan Nopember. Ada banyak hal yang harus ku persiapkan untuk mengisi hari-hari indah ini selama 27 hari ke depan. 

Semua rencana di bulan Oktober yang lalu, berhenti di perempat awal bulan, tersebab sedikit musibah yang menimpa suami. 

Alhamdulillah semua ada hikmahnya. Musibah yang datang di awal Minggu bulan Oktober, adalah bagian dari cara Allah mendidik ku untuk lebih pandai bersyukur. Karena Allah ingin aku menjadi baik dan lebih baik.

Hari ini adalah hari ke tiga dari perjalan bulan Nopember. Berat...jika dianggap berat. Ringan...jika di anggap ringan. Semua tergantung bagaimana aku menyikapi hari-hari indah ini.

"Aku tergantung kepada prasangka umatku" begitu Allah berfirman dalam hadits qudsi nya.

Sebagai seorang hamba tentu semua harus disikapi dengan cara yang bijak. Apapun dan bagaimanapun. 

Misalnya, kita sudah berusaha menjadi hamba yang baik dan berusaha lebih baik, ternyata takdir Allah berbicara lain. Maka kita harus tetap berprasangka baik kepada Nya. Allah maha tahu atas apa yang ada di dalam detak jantung dan suara hati yang tersembunyi. 

Semua masalah pasti akan ada solusinya. Jika belum menemukan jalan keluar, itu karena kita belum tahu peta konsep yang sudah diberi Allah kepada kita. Mungkin karena kita memang belum tahu, atau tidak mau berusaha untuk tahu, atau memang tidak mau tahu. Semua kembali kepada diri masing-masing. 

Nopember bulan yang indah. Di bulan ini 60 tahun yang lalu, aku dilahirkan dalam kondisi telanjang tanpa sehelai benang. Lalu Allah memberiku ilmu bagaimana aku mengunyah sesendok nasi yang di suap kan untuk ku oleh ibu. Bagaimana cara aku berpakaian agar aurat ku tidak kelihatan oleh mata liar. Bagaimana mana cara aku harus mencari rejeki agar keluarga ku tidak sampai kelaparan. Semu Allah yang memberi tahu, lewat ibu bapakku, guruku, teman-teman dekatku, handai taulan ku dan orang-orang baik disekitar ku. Allah tak pernah lepas dari nafasku walau sedetik pun.

Darimana dan bagaimana aku mengingkari karunia besar ini ? Sungguh aku tak bisa dan takkan pernah bisa. 

Terimakasih ya ... Allah...engkau selalu memelihara iman dan keyakinan ku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline