Tak ada rencana sebelumnya, tiba-tiba ada ajakan untuk ikut ziarah ke makam waliyullah "guru hadrotusy Syaikh Hasyim Asy'ari" ya'ni Mbah yai Kholil di Bangkalan.
Beliau selain sebagai seorang yang alim, karomahnya sangat luar biasa. Banyak para santri beliau menjadi ulama' besar di masanya. Seperti : KH. Hasyim Asy'ari (Rois Akbar NU), Raden KH. As'ad Syamsul Arifin (Situbondo), dan beberapa ulama'ternama yang lain.
Dalam sejarah tutur, banyak hal-hal aneh yang pernah terjadi saat beliau menjadi guru para calon ulama'NU ini. Beberapa diantaranya yang menarik adalah saat beliau sedang mengaji kitab didepan para santrinya, tiba-tiba tangan kanannya basah. Padahal tangan kiri beliau sedang memegang kitab.
Para santri keheranan dan bertanya, kenapa tangan panjenengan basah? Dengan santai beliau menjawab: " aku baru saja membantu kapal yang mau tenggelam" otomatis para santri keheranan.
Dalam sejarah tutur yang lain, beliau hendak pergi ke Surabaya dengan naik kereta api, ditengah jalan, beliau minta kereta api tersebut berhenti karena ada sesuatu yang ketinggalan. Tentu ini sebuah permintaan yang sedikit sulit dikabulkan.
Selain tidak mungkin dengan tiba-tiba kereta berhenti ditengah jalan, tentu mayoritas penumpang akan merasa terganggu. Tetapi beliau tetap memaksa Kereta harus berhenti.
Beliau turun dan mengikat kereta dengan benang jahit. Tentu para penumpang yang tidak menyadari bahwa Mbah yai Kholil adalah waliyullah, mereka menggerutu dang menganggap kurang waras.
Tetapi, beliau tetap berlalu pergi dan berjalan menuju rumah beliau yang tentu jaraknya sudah lumayan jauh untuk mengambil barang miliknya yang tertinggal. Karena para penumpang mulai gelisah, sang masinis berusaha menjalankan kereta api nya.
Sayang sekali, mesin tak mau hidup dan kereta tak bisa ditarik walau pada akhirnya mesin hidup. Semua penumpang keheranan. "Ada apa? " Mereka saling tanya. .
Sekembalinya mbah yai Kholil dari rumah beliau, dan masuk ke gerbong dimana beliau duduk, kereta tiba-tiba bisa berjalan lancar dan tanpa kendala. Inilah sedikit karomah yang ditampakkan pada khalayak umum di zamannya yang tidak banyak tahu tentang siapa beliau.