Lihat ke Halaman Asli

HR Mushory

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Yusuf Al Isy Sang Sejarawan Islam Kritis

Diperbarui: 26 Juli 2024   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Yusuf Al Isy : https://www.goodreads.com/author/show/4529772._

Penulisan sejarah mengalami perkembangan seiring zaman. Perkembangan yang ada pada penulisan sejarah atau historiografi salah satunya berkenaan dengan penyajiannya. Dalam historiografi pasti kita mengenal istilah "deskriptif-naratif" dan "deskriptif-analisis". Kedua istilah ini adalah sebuah penyajian dalam historiografi dan merupakan sebuah hal yang mewakili zaman yang berbeda. Jika kita membicarakan penulisan sejarah kebanyakan khususnya pada abad kuno dan abad pertengahan, maka kita akan menemukan banyak sekali historiografi yang bersifat deskriptif-naratif. Lalu pasca renaisans kita akan banyak menemukan historiografi yang bersifat deskriptif analisis.

Lalu apa itu deskriptif-naratif dan deskriptif-analisis?

Deskriptif-natratif adalah sebuah penulisan sejarah yang menerangkan suatu peristiwa tertentu dalam sejarah dan hanya menuliskannya secara narasi saja. Maksudnya penulisan sejarah yang dilakukan tidak ada analisis mendalam dari penulis, hanya menuliskan apa adanya saja. Sedangkan deskirptif-analisis adalah penulisan sejarah yang menggambarkan suatu peristiwa tertentu lalu dilakukan analisis atas peristiwa tersebut. Misalkan dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan, mengapa dilaksanakan pada 17 agustus 1945 padahal Jepang menjanjikan pada tanggal yang berbeda, diceritakan bahwa kaum tua seperti Soekarno dan Hatta di tekan oleh pemuda untuk cepat-cepat mendeklasarikan kemerdekaan. ntuk menjawab kenapa para pemuda ingin cepat-cepat merdeka dapat dianalisis menggunakan psikologi. Itu adalah salah satu contoh dari sejarah yang di analisis.

Deskirptif-naratif adalah sebuah penulisan khas zaman dulu biasanya pada abad kuno dan abad pertengahan. Setelah kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa yang disebut dengan Renaisans. Setelah adanya renaisans ini penulisan sejarah mulai banyak mengalami perubahan.  Dalam penulisan sejarah mulai diadakan analisis atas suatu peristiwa. Dalam hal ini bangsa Eropa mengikuti cara pemikiran dari Ibnu Khaldun yang disebut sebagai awal dari penulisan sejarah kritis yang dipelopori dalam bukunya Muqaddimah. Oleh karena itu setelah zaman renaisans, yaitu abad ke 15 keatas dalam sejarawan mulai banyak yang melakukan analisis terhadap penulisannya.

Sejarawan Islam pada abad modern khususnya, mulai menggunakan analisis dalam penulisannya sebagaimana yang dilakukan oleh Barat. Timbullah beberapa sejarawan yang terkenal pada abad modern, salah satunya adalah Yusuf Al Isy. Yusuf adalah seorang sejarawan dari negri Syam. Ia lahir di Kota Tripoli, Libanon pada tahun 1911 dan meninggal di Suriah pada 11 April 1967.

Yusuf Al Isy adalah seorang sejarawan yang produktif. Ia banyak sekali menghasilkan berbagai macam tulisan di bidang sejarah. Diantaranya yang sudah sampai kepada kita adalah tulisannya yang berkaitan dengan sejarah Dinasti Umawiyyah dan Dinasti Abbasiyyah yang telah di terjemahkan dan diterbitkan oleh Pustaka Al Kautsar, Jakarta. Jika kita membaca bukunya, maka kita akan benar-benar dibuat kagum dengan isi tulisan Yusuf Al Isy ini. Hal ini dikarenakan betapa dalamnya analisis yang ia buat intuk mengungkap suatu peristiwa. Walaupun bukunya tipis dan tidak setebal buku sejarah pada umumnya akan tetapi kita akan mendapatkan pemahaman yang tidak tipis. Yusuf Al Isy dalam bukunya Dinasti Umawiyyah dan Dinasti Abbasiyyah tidak banyak membicarakan khalifah secara mendetail satu persatu, akan tetapi fokus yang ia bahas adalah peristiwa-peristiwa yang penting dan cukup terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Umawiyyah ataupun Abbasiyyah. Cakrawala pembaca akan terbuka ketika membaca karya Yusuf Al Isy ini. Contohnya saja ketika ia membicarakan memgenai pembunuhan Husain di Karbala, ia memberika beberapa fakta sejarah lalu menginterpretasikannya secara kritis. Ia membahas peristiwa itu secara detail dan kritis yang dapat membuka cakrawala kita siapakah otak dari pembunuhan Husain sebenarnya. Kita selama ini hanya mengetahui bahwa Yazid bin Muawiyah adalah dalangnya, akan tetapi apakah benar Yazid bin Muawiyah adalah dalang sebenarnya? Jawaban ini akan anda dapatkan ketika anda membaca buku Yusuf Al Isy yang berjudul Dinasti Umawiyyah.

Selain kisah Husain tadi, kita juga bisa memahami kisah berdirinya Abbasiyyah. Mengapa pemberontakan Abbasiyah bisa berhasil berdiri sedangkan banyak pemberontakan sebelumnya yang gagal terhadap Umawiyyah. Pembahasan ini akan dikupas tuntas dalam buku Yusuf Al Isy yang berjudul Dinasti Abbasiyyah.

Yusuf Al Isy merupakan sejarawan modern Islam yang penulisan sejarahnya deskriptif-analisis. Ia menyajikan tulisannya berbeda dengan tulisan-tulisan sejarah sebelumnya. Tulisan ia ini melengkapi khazanah peradaban Islam di bidang sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline