Lihat ke Halaman Asli

Peran Orang Tua bagi Remaja

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Proses mencarijatidiriitubiasanya terjadipadausia remaja.Yangmana padamasapencarianjatidiriinilahremajaterusmenuntutuntuk mencariapa potensiyangada padadirimerekayang dapat merekakembangkan.Dalamproses pencarianjatidiriinilahdibutuhkanperanbesar lingkungansekitar.Ketika lingkungan sekitar takmampu memberidukungan dalam menggalijatidirimereka, maka merekaakancenderungmencarilingkungan baruyang mampumemberinya jawabanmengenaiapapotensiyangadapadadirinyayang dapatdikembangkan. Danketikamereka merasa lingkunganbarunyamampumemberinyajawabandan mampumemberinyaruang untukmengembangkanpotensinyamakamerekaakan denganmudahterpengaruholehlingkunganbarunya itu,tanpa memperhatikan apakahlingkunganbarutersebutmemberidampakpositif ataunegatif.Ditambah lagiketikausiaremajakondisiemosionalseseorangbelumlahstabil.

Nah dalam hal inilah, peran besarkeluarga diperlukan. Keluarga sebagai agensosialisasi pertamayang dikenal oleh seorang anak tentunya banyakmempengaruhiperilakudankarakterseorang anak.Ketikaorang tua memberiperhatiandan kasihsayangyangpenuhpadaanakmakaanakakan cenderung merasanyamandidalamkeluarga. Sebab anak merasa bahwa keberadaan mereka dalam keluarga diperhatikan. Namunapabilaseorang anakkurang mendapatperhatiandankasihsayang darikeluargadalamhaliniorang tuamaka anakakancenderung mencarikebahagiaanyadiluaryangmerekaanggapmampu memberinyaperhatiandankasihsayangyang takpernahbisamereka dapatkan didalam keluarga mereka. Sebagai contoh, terjadinyabroken home atau perceraian orang tuamakasecarapsikologis,kondisikejiwaanseorang anakakanterpengaruh denganhaltersebut.Sehinggahaltersebutmempengaruhiseorang anakuntuk mencaritempatuntukmelampiaskanrasakekecewaanyang dialamidanmencari lingkungansosialbaruyang mampumemberinyakebahagiaandankenyamanan. Seperti ikut bergabung dengan komunitas punk. Dan parahnyalagimereka cenderungkurang memperhatikanapakahlingkungansosialyang merekaanggap mampu memberinyakebahagiaan dan kenyamanan itu merupakan lingkungan yangmemberiefekpositifataunegatif. Sebabdidalamkeluargamerekajuga kurangmendapatpemahamanmengenaiapahalbaikyangbolehdilakukandan apahalburukyangtakbolehdilakukan.

Pada kenyataanya keluarga, dalam hal ini orang tua memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian yang mempengaruhi perilaku seorang anak, khususnya ketika mereka mulai mempertanyakan siapa mereka sebenarnya (pencarian jati diri) danmengeksplorasi potensi yang ada dalam dirinya. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak adalah solusi terbaik supaya anak tidak terjerumus kedalam pergaulan yang mengarah pada hal-hal yang negatif. Selain memberi perhatian dan kasih sayang orang tua juga perlu mengajarkan mengenai nilai-nilai budi pekerti yang positif bagi anak-anak mereka. Sebab dengan nilai-nilai budi pekerti itulah anak diharapkan bisa membentengi diri dari berbagai perilaku negatif.

Namun memang tak dapat dipungkiri jika ketika seseorang telah menginjak usia remaja mereka cenderung merasa bahwa jika hanya dalam lingkungan keluarga saja lingkup pergaulan mereka, itu belum cukup memberinya jawaban tentang jati diri yang sedang mereka cari. Sehingga mereka mencari lingkungan pergaulan baru diluar keluarga. Misalnya saja teman. Ketika mereka merasa telah menemukan apa yang selama ini mereka cari yaitu jati diri mereka didalam lingkungan barunya tersebut maka mereka akan merasa nyaman dalam lingkungan barunya itu. Nah, pada situasi ini orang tua tidak lagi dapat mengontrol apa-apa saja hal yang dilakukan oleh putra dan purti mereka secara langsung. Sebab tidak mungkin mereka selalu mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak mereka diluar rumah.Dan dalam situasi inilah nilai- nilai budi pekerti yang telah ditanamkan dalam keluarga berfungsi. Ketika memang nilai-nilai budi pekerti dipahami betul olah seorang anak dan mereka selalu mengaplikasikanya dalam setiap tindakan mereka maka tentunya kemungkinan besar mereka akan terhindar dari pergaulan yang mengarah pada hal negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline