Lihat ke Halaman Asli

Intoleransi: Melihat Lebih Dekat Ekstrimis Agama di Indonesia

Diperbarui: 6 Juni 2023   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, dikenal dengan keragaman budaya, warisan yang kaya, dan tradisi keagamaan yang dinamis. Namun, seperti negara mana pun, negara ini menghadapi tantangan, termasuk contoh intoleransi dan ekstremisme agama. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi kasus intoleransi yang ditunjukkan oleh sebagian kecil umat Islam Indonesia, yang menimbulkan kekhawatiran baik di dalam negeri maupun di dunia. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan masalah ini, mengeksplorasi penyebab, konsekuensi, dan upaya untuk mengatasinya.

Memahami Intoleransi:

Intoleransi dapat terwujud dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi, prasangka, dan bahkan kekerasan terhadap individu atau komunitas berdasarkan keyakinan agama mereka. Penting untuk diketahui bahwa tindakan intoleransi tidak mewakili populasi Muslim Indonesia yang lebih luas, yang sebagian besar adalah moderat dan toleran.

Akar permasalahan:

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap munculnya intoleransi di masyarakat mana pun. Dalam konteks Indonesia, beberapa penyebab mendasar antara lain kesenjangan sosial-ekonomi, pengaruh politik, ketegangan sejarah, dan ideologi ekstremis eksternal. Kesenjangan sosial-ekonomi, ditambah dengan terbatasnya akses ke pendidikan dan peluang ekonomi, dapat menciptakan lingkungan di mana ide-ide radikal menemukan lahan subur.

Pengaruh Politik:

Dinamika politik juga berperan dalam menumbuhkan intoleransi. Faksi-faksi politik yang mencari dukungan mungkin mengeksploitasi sentimen keagamaan untuk agenda mereka sendiri, memperburuk perpecahan dalam masyarakat. Sangat penting untuk mengatasi dinamika politik ini dan mempromosikan pemerintahan inklusif yang menghargai keragaman dan melindungi hak semua warga negara.

Ketegangan Sejarah:

Sejarah Indonesia mencakup periode-periode ketegangan antara kelompok agama dan etnis yang berbeda, seperti kekerasan yang dialami selama masa transisi menuju kemerdekaan. Kebencian dan ketidakpercayaan yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada pelestarian intoleransi. Mendorong dialog terbuka, rekonsiliasi, dan pendidikan dapat membantu mengatasi ketegangan sejarah ini dan mendorong masyarakat yang lebih harmonis.

Pengaruh Luar:

Globalisasi dan meluasnya ketersediaan informasi telah membuat orang Indonesia terpapar ideologi ekstremis eksternal. Ideologi ini dapat disebarluaskan melalui berbagai saluran, termasuk media sosial dan platform online. Memerangi pengaruh-pengaruh ini membutuhkan kerjasama internasional, kontra-narasi yang kuat, dan upaya untuk mempromosikan interpretasi Islam yang moderat dan inklusif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline