Lihat ke Halaman Asli

musdalifah

Mahasiswa

Islamophobia, Mengecam Saja Tak Cukup

Diperbarui: 1 Agustus 2023   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memilukan hati umat muslim, pembakaran Al-Quran kembali terjadi. Padahal kejadian itu belum berselang lama sejak pembakaran Al-Quran yang terjadi di Swedia. Perilaku tersebut bahkan dilakukan secara terang-terangan di hari raya umat muslim. Atas nama hak kebebasan, umat muslim justru tertindas dan dilecehkan. Sebenarnya siapakah pihak yang intoleran?

Bagaimana pula sikap kaum muslim?

Sekadar Kecaman

Muslim manapun pasti akan merasakan marah ketika agamanya dihina. Sebagaimana yang HAMKA katakan "Jika kamu tak marah saat agamamu  dihina, gantilah pakaianmu dengan kain kafan." Hilang kemarahan hilang pula keimanan dalam diri seorang muslim.

Marah tidaklah cukup, mengecam tidak akan mempan. Penghinaan nyatanya masih terus dilakukan. Sementara para pelakunya jelas-jelas mendapatkan perlindungan hukum dari negaranya. Para aparat bahkan memberikan penjagaan ketika aksi dilakukan. Mulai dari Rasmus Paludan, Stram Kurs hingga Salwan Momika masih bebas berekspresi, berlindung atas nama kebebasan .

Protes dan kecaman dikeluarkan  oleh negeri mayoritas muslim, termasuk Indonesia. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kemenlu "Aksi itu menunjukkan Islamofobia, kebencian terhadap Islam, religion of peace (agama damai)," kata Retno dalam rekaman video yang dirilis Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Rabu (12/7/2023), dikutip dari Antara.news.

Umat muslim dapat dikatakan lemah, karena tidak mampu melakukan apa-apa padahal mereka adalah agama mayoritas saat ini. Muslim saat ini ibarat sapu lidi yang tidak memiliki ikatan, tercerai berai setiap bagiannya. Berapapun jumlahnya tidak akan membersihkan kotoran. Untuk menyatukannya dibutuhkan pemersatu agar menjadi kuat. Begitulah muslim hari ini, membutuhkan naungan untuk mempersatukan agar dapat saling melindungi.

Untuk menyatukan umat muslim diperlukan dua hal, yaitu institusi politik dan pemimpin yang menyatukan. Tanpa kedua hal ini, tidak bisa melindungi Al-Qur'an muruah Nabi, juga melindungi negeri muslim yang berada dalam penindasan.

Pembelaan Hakiki

Sejatinya apa yang menimpa kaum muslim hari ini sangat menyesakkan. Negeri-negeri mayoritas muslim tak bisa berbuat apa-apa selain kecaman semata. Penghinaan pun akan terus terjadi sebab tidak ada aturan tegas yang menindaklanjuti perbuatan mereka.

Membakar dan melecehkan Al-Quran adalah tindakan kejahatan. Sudah sepatutnya diberikan hukuman dan sanksi yang tegas. Rasulullah sangat marah saat yang dihina adalah Agama. Begitu pula para sahabat dan para pemimpin kaum muslimin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline