Lihat ke Halaman Asli

Kebenaran Itu Tidak Relatif

Diperbarui: 24 Desember 2023   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebenaran adalah konsep yang sering diperdebatkan dalam berbagai bidang kehidupan. Beberapa orang berpendapat bahwa kebenaran itu relatif, yaitu tergantung pada sudut pandang individu atau masyarakat. Namun, dalam tulisan ini, saya akan berargumen bahwa kebenaran itu sebenarnya tidak relatif, melainkan absolut.

Pertama-tama, mari kita mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan kebenaran. Kebenaran adalah konsistensi antara fakta dan pernyataan yang kita buat tentang fakta tersebut. Dalam arti lain, ketika kita mengatakan sesuatu benar, itu berarti ada korespondensi antara apa yang kita katakan dengan apa yang ada dalam kenyataan. Misalnya, jika kita mengatakan bahwa matahari terbit di timur, itu adalah pernyataan yang benar karena sesuai dengan fakta.

Jika kita mengatakan bahwa kebenaran itu relatif, kita akan berada dalam paradoks. Jika kebenaran bergantung pada sudut pandang individu atau masyarakat, maka tidak ada kebenaran yang absolut. Artinya, setiap orang atau kelompok bisa memiliki kebenaran mereka sendiri, yang berarti semua pernyataan akan benar. Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa bahwa bulan itu ungu, dan orang lain mengatakan bulan itu merah, maka keduanya benar sesuai dengan pandangan mereka masing-masing. Namun, ini tidak masuk akal karena ada fakta yang objektif tentang warna bulan yang dapat ditemukan.

Selain itu, jika kebenaran itu relatif, maka konsep etika dan moralitas juga menjadi relatif. Jika tidak ada standar objektif untuk menentukan apa yang benar dan salah, maka setiap tindakan atau keputusan moral dapat dibenarkan. Misalnya, pembunuhan atau kejahatan bisa dianggap benar oleh beberapa orang jika mereka memiliki sudut pandang yang berbeda tentang moralitas. Namun, kita semua setuju bahwa pembunuhan adalah salah dan tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab. Ini menunjukkan bahwa kebenaran harus bersifat absolut agar kita dapat menetapkan panduan moral yang dapat diikuti.

Dalam kesimpulan, kebenaran itu tidak relatif. Ada standar objektif untuk menentukan apa yang benar dan salah, berdasarkan konsistensi antara fakta dan pernyataan yang kita buat tentang fakta tersebut. Jika kebenaran relatif, maka konsep moralitas dan etika akan menjadi samar dan tidak ada pedoman yang dapat diikuti. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kebenaran itu sebenarnya absolut, meskipun itu mungkin sulit untuk diterima bagi sebagian orang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline