Lihat ke Halaman Asli

Musarrofah Aisyah

mahasiswa IAIN Jember

Aliran Progresivisme Pendidikan dan Tokoh Filsufnya

Diperbarui: 6 Mei 2020   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat progresivisme menolak absolutisme, tidak mengakui kemutlakan dalam kehidupan dan juga menolak otoritarianisme dalam segala hal. Maka dari itu aliran ini selalu terbuka pada setiap perubahan dan tidak terikat dengan doktrin tertentu.  Karena aliran ini bersifat dimanis (berubah). Progresivisme menjunjung tinggi hak ats setiap individu dan menjunjung tinggi nilai demokratis.

Penganut progresivisme harus memiliki sikap terbuka,  mau mendengarkan kritik dan ide dari orang lain serta selalu maju (progress). Karena pada dasarnya naluri manusia selalu menginginkan perubahan

Dalam pendidikan alira progresivisme menekankan pada kebebasan anak dala meraih pengetahuannya. Pendidikan haruslah mendorong peserta didiknya untuk bersifat fleksibel (tidak kaku, menerima perubahan, dan tidak tergantung doktrin tertentu), corious (ingin menyelidiki dan mengetahui), open minded (punya hati terbuka) dan toleran.

Progresivise percaya bahwa manusia telah membawa bakat, kemampuan atau potensi dasar sejak ia lahir. Dengan demikian manusia dapat menghadapi segala bentuk masalah alam hidupnya.

Tugas pendidikan menurut aliran progresivisme ialah mengembangkan potensi yang telah dimiliki peserta didiknya. Peserta didik diberi kebebasan baik fisik maupun berpikir. Peserta berhak dalam memilih minatnya dan pendidik sebagai pendamping dan mengarahkan agar minat ini dapat membuahkan hasil, tidak sekedar menjadi keinginan semata. Dan segala aktivitas yang dijalankan guru harus diperuntukkan untuk kepentingan peserta didik.

Filsafat progresivisme menolak pendidikan yang bersifat otoriter. Karena hal tersebut akan mematikan pelajar sebagai pribadi yang menyukai pelajaran, mematikan daya kreasi bahkan mempengaruhi psikis peserta didik.

Tujuan pendidikan menurut progresivisme hendaklah sebagai rekontruksi pengalaman. Pendidikan bukan hanya menyampaikan pengetahuan tetapi yang terpenting adalah melatih melatih berpikir peserta didik secara ilmiah. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik mengalami kemajuan (progress).
Tokoh-tokoh aliran progresivisme antara lain: George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff.  Pandanganya terhadap progresivisme didasarkan pada pandangan epistemologi, ontologi dan aksiologi.

Pandangan progresivisme terhadap kurikulum ialah bahwa kurikulum haruslah bersifat terbuka dan luwes, sehingga bisa diubah sesuai perkembangan zaman dan bersifat eksperimental. Progresivisme ingin membentuk keluaran (output) yang memiliki keahlian dan kecakapan yang dapat diterapkan dalam masyarakat.
Sedangkan pandangan progresivisme terhadap budaya.

Konsep yang dimiliki progresivisme ialah manusia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya. Sehingga semain tinggi tingkat berpikirnya, semakin tinggi pula tingkat budaya dan peradaban manusia. Dengan demikian melalui pendidikan yang telah memperoleh banyak pengetahuan akan membuat masyarakat yang terbelakang menjadi masyarakat yang maju.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline