Lihat ke Halaman Asli

Iman Orang Kristen dan Demokrasi

Diperbarui: 10 Juni 2021   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DEMOKRASI DI INDONESIA DAN PRAKTIKANNYA

Demokrasi di Indonesia sudah dimulai sejak zaman kemerdekaan yang dipraktikkan dalam penyusunan mukadimah yang menjadi pembukaan UUD 1945, dan mengalami diskusi yang saling memahami tentang ketidaksetujuan umat Protestan dan Katolik dan wilayah timur Indonesia, akan pencantuman kalimat "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya" yang sudah tercantum dan ditandatangani Ir. Soekarno pada Piagam Jakarta tanggal 22 juni 1945. Namun dengan jiwa besar dan demokratis, Bung Hatta memahami kegelisahan tersebut, dan membuatnya menginisiasi pembahasan pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dan akhirnya secara bersama-sama menerima penggantian kalimat tersebut dengan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang dicantumkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) Negara kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut menghasilkan hukum publik yang bersifat nasional dan berlaku untuk seluruh penduduk dengan tidak memandang mayoritas dan minoritas.

Perkembangan demokrasi pada waktu berikutnya adalah sejarah Panjang pembuktian demokrasi itu sendiri. Negeri ini Indonesia sendiri sudah menjalani jatuh bangun dan pengujian akan demokrasi. Tercatat beberapa kali penggantian demokrasi seperti demokrasi liberal parlementer, dimana peran presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan tampuk pemerintahan dijalankan oleh perdana Menteri. Dan demokrasi liberal parlementer ini berakhir dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang salah satu poinnya adalah bahwa Indonesia kembali pada Undang-Undang Dasar 1945.

DEMOKRASI DAN KEKRISTENAN

Tentang Demokrasi walau tidak secara langsung tertulis di dalam Alkitab, namun di dalam ajaran kekristenan Alkitab banyak menggambarkan nilai-nilai demokratis.

"Dimulai dari bagaimana ALLAH memperhatikan semua orang dan bukan kalangan tertentu dan strata ekonomi tertentu atau jabatan dan pangkat tertentu, tapi ALLAH bahkan membela dan memperhatikan nasib orang miskin, orang tertindas dan memlihara mereka (band. Mazmur 146:5-9)"

Juga Yesus mengajarkan akan ketaatan dan ketertiban dalam menggunakan hak dan kewajiban termasuk membayar pajak masing-masing sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah (band. Mrk 12:13-17). Masih banyak hal-hal positif atau nilai-nilai tentang demokrasi yang termaktub dalam Alkitab, seperti bagaimana dikisahkan dalam Nehemi 2:17 tentang perlunya kesatuan dan bekerjasama dalam membangun untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan bersama, seperti orang Israel yang membangun kembali tembok-tembok Yerusalem.

Karena itu umat Kristen patut mendukung sistem demokrasi, karena prinsip utama demokrasi adalah perlindungan terhadap hak azasi manusia maupun terhadap keberagaman.

Sikap Orang Kristen Terhadap Demokrasi

Sikap yang harus ditunjukkan oleh orang Kristen di Indonesia adalah sikap Kritis Membangun. Salah satu type demokrasi adalah pengakuan terhadap Mayoritas, dan penerimaan dan penghormatan terhadap minoritas.

Secara presentase kesukuan maka suku Jawa di Indonesia bisa mencapai 41% (empat puluh satu persen) yang didominasi tinggal dipulau Jawa, dan Secara Agama, bahkan Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di Dunia dengan jumlah penduduk sampai dengan 227 jta jiwa setara dengan 87,2% dari jumlah penduduk di Indonesia. Maka jika hitung-hitungan politik konvensional dengan memperhatikan Suku dan Agama, kita dapat memprediksi apa yang terjadi dengan demokrasi mayoritas.

Dalam hal ini,orang Kristen harus tetap menjaga sikap Kritis bahwa tidak semuanya apa yang di tentukan oleh mayoritas adalah yang terbaik dan benar.

Hal kedua yang harus mendasari sikap orang Kristen adalah pemahaman bahwa orang Kristen hadir bukan hanya untuk orang Kristen saja, sebagaimana Yesus Kristus hadir adalah untuk semua orang (bangsa, suku, agama dll), Yesus juga mati adakah untuk semua orang.

Sikap ketiga adalah terlibat aktif (doa, daya, dana dan waktu) dalam politik umum atau praktis negeri dengan memberikan berbagai konstribusi konstruktif (ide, pikiran, karya dan kata) yang membawa penajaman, koreksi dan motivasi positif demi kemajuan Indonesia dan demokrasi Indonesia, ikut serta memperjuangkan kesejahteraan bangsa dan memberikan keteladanan bagaimana ber demokrasi yang dewasa matang dan berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline