Lihat ke Halaman Asli

Musa Hasyim

TERVERIFIKASI

M Musa Hasyim

Tiga Aksiku Menjaga Alam di Tiga Tempat Wisata Penuh Kenangan

Diperbarui: 17 April 2023   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan di atas mercusuar di Desa Suak Gual, sumber: dokpri

Sudah menjadi sifat natural manusia, jika melihat tempat yang indah, suka lupa pada banyak hal. Seluruh panca indra akan fokus pada apa yang terlihat di depan. Inilah yang sering aku alami terutama ketika ada agenda berwisata ke tempat penuh warna hijau maupun warna biru.

Aku benar-benar lupa; lupa akan masalah, lupa tugas, dan lupa tanggung jawab. Ternyata benar, di saat hormon dopamin mendominasi, perasaan bahagia cenderung meluap-luap. Begitulah kondisinya ketika aku sedang berwisata melihat segarnya pepohonan dan tenangnya lautan.

Merasakan kondisi tersebut adalah hak kita, namun seringkali kita lupa bahwa di samping hak, ada yang namanya kewajiban atau tanggung jawab. Kita punya hak bahagia dengan berwisata namun kita juga punya kewajiban untuk menjaga dan melestarikannya.

Memori di kepalaku kemudian menari-nari menuju tiga kenangan beberapa tahun lalu ketika aku tidak hanya bahagia dan Bangga Berwisata di Indonesia tapi aku juga punya aksi nyata menjaga alam di sekitarnya. Akhirnya aku bisa membagikan kisahku di sini. Berikut kisahku:


Bukit Munara: Tak Sekadar Nanjak, Aku Juga Memungut Sampah

Kenangan pertama ini berada tak jauh dari hiruk pikuk ibu kota, Bukit Munara adalah maksudku. Bukit Munara terletak di Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Sebenarnya aku sedang Kuliah Kerja Nyata waktu itu, dan kebetulan sekali di desa itulah aku dan teman-teman satu tim tinggal dan mengabdi selama sebulan lebih.

Bahkan di puncak bebatuannya Munara pun ada sampah, sumber: dokpri

Aku cukup beruntung karena KKN di dekat tempat wisata. Akhirnya biar tak sekadar wisata dan KKN, aku dan teman-teman satu tim punya agenda khusus yakni mendaki bukit sekaligus memunguti sampah.

Selama mendaki, kaki ini serasa mau patah apalagi bagi aku yang jarang mendaki. Teman-teman lainnya juga ada yang mengalami seperti apa yang aku alami, namun niat untuk berbuat baik itu memotivasi aku sampai akhirnya aku sampai juga di puncak Munara.

Jakarta terlihat dari puncak Munara. Udara sedang bersih-bersihnya tapi aku tetap saja sedih karena banyak sampah plastik berserakan. Inilah yang aku sebut manusia sering lupa punya kewajiban di samping merasakan hak ketika melihat keindahan alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline