Kabar mengejutkan datang dari perusahaan plat merah, Telkom. Pada Jumat (28/5/2021), Telkom mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) lalu diangkatlah Abdee Slank menjadi komisaris Telkom.
Kenapa kok dibilang mengejutkan? Karena dulu Abdee Slank merupakan pendukung Jokowi dan menginisiasi "Konser Akbar Salam Dua Jari," di GBK pada 2014 silam. Tak berhenti sampai situ, pada Pilpres berikutnya, Abdee Slank kembali mengisi konser dukungan terhadap Jokowi-Maruf pada 2019 yang lalu.
Dua kali berturut-turut mengisi konser kampanye bukanlah sesuatu yang biasa. Tentu ada indikasi komunikasi politik yang dilakukan untuk mendulang suara apalagi Abdee Slank ini cukup populer dan dekat dengan kaum milenial.
Nah, pertanyaan klasiknya adalah, dulu Abdee Slank bilang tidak mau berkarir di luar musik. Dia juga mengungkapkan kalau ada tawaran politis, dia akan menolak. Itu dulu, sekarang lain lagi.
Saya mendadak teringat, beberapa tokoh yang tadinya menolak jika ada tawaran politis lantas mendadak berubah haluan. Tidak hanya satu, tapi buanyak.
Pertama, Sandiaga Uno. Dia menyatakan menolak jika nanti ada tawaran masuk di jajaran pemerintahan. Dia katanya ingin tetap berada di luar pemerintahan. Begitu seperti yang disampaikan Jubir Ketum Gerindra Dahnil Anzar pada 2019 silam.
Lantas beberapa tahun kemudian, nyatanya tawaran untuk menjadi menteri pariwisata diterima juga. Siapa sih mau menolak tawaran jabatan begitu, gaji dapat dan tunjangan apapun lancar.
Kedua, Tri Rismaharini. Pentolan PDI-P yang menjadi walikota Surabaya tersebut dulunya menolak tawaran untuk masuk jajaran kabinet. Katanya sih ingin membenahi Surabaya dulu. Dia merasa tidak enak jika harus meninggalkan Surabaya sementara banyak pekerjaan yang perlu dibereskan di sana.
Namun lagi-lagi itu dulu, setelah ada tawaran dari Jokowi, tiba-tiba Tri Rismaharini sudah dikenalkan Jokowi menjabat sebagai menteri sosial. Dan dia tidak melupakan kebiasaan lamanya yang sering turun ke lapangan, gorong-gorong, tempat kumuh dan sebagainya. Meski kontroversial, popularitas Tri Rismaharini tidak pernah pudar karena selalu ada pengikut fanatik di belakangnya.
Ketiga, Gibran. Dulu putra sulung Jokowi ini benar-benar ogah untuk terlibat dalam dunia politik. Katanya, dia tidak ingin terjun di dunia kuning, merah, putih, hijau, dan warna-warni partai politik lainnya. Pada 2018, ketika bersilaturahmi dengan AHY, Gibran juga dengan tegas menyatakan tidak mau terlibat dalam dunia politik praktis. Katanya mau fokus di dunia bisnis saja.