Pengumuman SBMPTN ini membuat jantung berdebar sangat kencang. Bagaimana tidak, perjuangan untuk mendapatkan salah satu kursi SBMPTN ini membutuhkan usaha yang lebih.
Usaha yang lebih pun sebenarnya tidak cukup kalau tidak beruntung. Apalagi jumlah total pendaftar SBMPTN 2020 ini sebesar 713.230 orang sementara yang diterima hanya sekian persennya saja.
Strategi dalam pemilihan program studi dan universitas pun dapat menentukan apakah akan diterima atau ditolak. Ketika tiba hari pengumuman semuanya campur aduk. Mungkin sebagian akan menangis, sebagian lagi bahagia, ada yang menyesal dan ada pula yang biasa-biasa saja.
Lalu apa yang patut kita lakukan setelah mengetahui hasil pengumuman SBMPTN.
Pertama, refleksi diri. Dulu saya senang sekali ketika warna pengumuman SBMPTN adalah hijau dengan kata selamat. Sebelumnya saat pengumuman SNMPTN undangan, saya ditolak. Penolakan itu membuatku belajar.
Yah, refleksi diri adalah sesuatu yang wajib kita lakukan, baik diterima atau ditolak saat pengumuman SBMPTN. Ketika saya ditolak waktu SNMPTN, saya mengubah skema prodi dan universitas yang saya pilih untuk jalur SBMPTN.
Dalam SNMPTN undangan yang menggunakan nilai rapot, nilai UN, dan sertifikat penghargaan, saya memilih kampus tiga teratas di Indonesia dengan jurusan tiga teratas yang paling diminati waktu itu.
Akhirnya ketika saya ditolak, saya harus legowo dengan kampus idaman saya. Saya pun mengubah universitas, selama program studi yang saya pilih adalah keinginan saya.
Saya pun mengikuti beberapa jalur mandiri sebagai jaga-jaga kalau tidak diterima SBMPTN. Namun karena keduluan menerima kelulusan SBMPTN di UIN Jakarta dengan jurusan Hubungan Internasional, saya mengabaikan pengumuman-pengumuman jalur mandiri dan memilih daftar ulang di sana.
Kalau ditolak, refleksikan dirimu. Ambil napas panjang tiga kali dan ucapkan, I'm Okay! Lalu putuskan baik-baik, mau gap year, lanjut swasta atau sambil berjuang di jalur mandiri PTN.