Andre Rosiade kembali berseteru. Perseteruan kali ini ditujukan kepada sesama anggota Partai Gerindra. Siapa lagi kalau bukan Arief Poyuono yang dimaksud.
Sebelumnya Arief Puyuona mengatakan bahwa PKI hanyalah sebuah settingan belaka dari kaum kadrun atau kadal gurun yang sengaja dengan tujuan tertentu.
Drama PKI dimunculkan kembali untuk mengoyahkan kekuasaan rezim Jokowi karena di masa SBY maupun Megawati Soekarnoputri tidak ada isu-isu PKI di permukaan, begitu kira-kira ungkapan Arief Poyuono dalam sebuah wawancara singkat yang ditayangkan di kanal Youtube Anak Bangsa.
Ungkapan Arief Poyuona mendadak viral dan mendapat banyak perhatian. Apalagi selama ini kata-kata kadrun cukup sensitif bagi kalangan alumni 212 atau PA 212.
Bukankah PA 212 sangat dekat dengan Prabowo dan juga Gerindra? Jika mereka dekat, Arief Poyuono pun harusnya berkawan dengan PA 212 karena Arief Puyuono merupakan anggota tetap Partai Gerindra?
Yah, itu sih dulu, sekarang PA 212 dengan tegas mengatakan telah memutus dukungannya terhadap Prabowo karena membelot setelah mendapat jatah kursi di kabinet Jokowi.
Soal jatah kursi kabinet ini menarik, masih ingatkah dengan cuitan Andre Rosiade yang mengatakan bahwa Prabowo dan pihak Gerindra tidak akan tergoda oleh tawaran jabatan politis?
Andre juga mengungkapkan bahwa pertemuan Prabowo dengan Jokowi setelah Prabowo dinyatakan kalah dalam Pilpres hanyalah sebuah pertemuan biasa lazimnya silaturahmi antar petugas partai.
Cuitan Andre setahun silam ini menjadi cambukan kuat bahwa politik itu bersifat dinamis, tergantung situasi kondisi dan kepentingan di dalamnya.
Pun Andre yang katanya dekat dengan Prabowo tidak mampu membaca arah strategi Prabowo yang nyatanya malah terbuai oleh ajakan Jokowi (entah ajakan Jokowi atau Prabowo yang meminta).