Mungkin terlalu dini jika mengatakan Perang Dunia Ketiga bakal terjadi di tahun ini. Tapi melihat rentetan peristiwa di berbagai belahan dunia saat ini membukakan celah kemungkinan-kemungkinan tadi.
Sebagaimana saat Perang Dunia 2 terjadi, tidak ada yang bakal menyangka bakal ada Perang Dingin setelahnya. Semua hal mungkin saja terjadi karena tidak ada yang tidak mungkin bagi bumi yang sudah tua renta ini.
Di mulai dari Covid-19 di mana dunia kalang kabut menghadapi pandemi. Baru juga beberapa negara mulai menerapkan New Normal, Beijing menerapkan lockdown akibat temuan kasus baru. Pun tidak ada yang menyangka bakal seperti itu skenarionya.
Beberapa negara pun mulai menutup akses bagi China termasuk Indonesia atas temuan kasus baru tersebut. Padahal di awal-awal Covid-19 sebelumnya Indonesia masih membuka lebar-lebar pintu gerbang Bandara bagi WNA asal China. Mungkin Indonesia tidak ingin jatuh di lubang yang sama, dan belajar banyak dari Vietnam.
Di tengah kabar menggerikan di Beijing, Korea Selatan dan Korea Utara kembali memanas setelah sebelumnya mereka membuat perjanjian damai di daerah demiliterisasi.
Korut menilai Korsel tidak mampu membendung gerakan anti-Korut yang dianggap Korut telah mencederai asas perdamaian bagi kedua negara. Akibat sentimental ini, Korut meledakkan kantor penghubung dekat perbatasan.
Ledakan semacam ini bisa jadi sebagai sinyal baru kemarahan Korut yang tak bisa dibendung lagi. Apakah kesalahan Korsel segitu parahnya sampai Korut menganggap Korsel telah berkhianat? Atau ledakan yang terjadi hanya gertakan sambal saja untuk memicu konflik.
Entahlah, mendengar berita korea memanas saja, dunia sudah agak ketar-ketir.
Ini baru Korea, belum sengketa perbatasan China dan India yang juga belum selesai-selesai kemudian memuncak akhir-akhir ini. Kedunya lebih mengedepankan pendekatan tradisional ketimbang pendekatan damai lewat negoisasi.
Belum juga masalah Kashmir selesai antara India dan Pakistan, India menabuh genderang kepada China. Wilayah Kashmir memang sarat akan kepentingan politik bagi ketiga negara tersebut.
Akibat bentrok China-India, India melaporkan 20 tentaranya tewas sementara China belum melaporkan kabar terbaru terkait kondisi tentara mereka.