Lihat ke Halaman Asli

Musa Hasyim

TERVERIFIKASI

M Musa Hasyim

Abu Janda Berulah, Kena Bully Berjemaah, Ada Apa?

Diperbarui: 29 Mei 2020   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: IG @permadiaktivis2

Sosok Abu Janda atau Permadi Arya ini bukanlah sosok baru dalam dunia permedsosan dan perpolitikan Indonesia. Sosok yang mengaku NU tulen ini pun kerap kali membuat heboh publik. Pun jumlah pengikutnya sudah sampai ratusan ribu di Instagram.

Mungkin karena kehebohan itu, Abu Janda pernah sering diundang program TV terutama di masa-masa Pilpres kemarin. Ditambah lagi Abu Janda ini selalu mendukung Jokowi sebagai pilihan sejatinya. Ia ikut berkampanye supaya banyak warga memilih sosok pilihan NU itu.

Abu Janda juga kerap kali mengampanyekan Islam Nusantara NU lalu membagikan unek-uneknya lewat medsos miliknya. Saking tulennya Islam Nusantara ala Abu Janda, ia sering memakai blanko sebagai pengganti peci atau kopiah.

Tidak ada yang dipermasalahkan sampai sini, baik blanko atau peci, keduanya hanya sebuah pakaian semata. Sulit menilai budi pekerti seorang hanya lewat penampilan luarnya.

Tapi yang namanya fanatik, sesuatu yang dianggap berbeda dengan jalan pikirannya pasti akan dinilai salah. Seperti yang pernah Abu Janda utarakan bahwa Kartini akan menangis jika melihat kebaya digantikan dengan cadar dan cadar selalu diidentikan dengan aktivis poligami.

Padahal RA Kartini sendiri adalah istri keempat dari Bupati Rembang. Ayahnya Kartini juga memiliki istri lebih dari satu. Masalah berpakaian itu adalah hak setiap manusia, selama tidak merugikan orang lain. Dan pakaian tidak bisa menilai hati seseorang.

Lagi-lagi karena fanatik, Abu Janda malah menyamaratakan semua yang memakai cadar sebagai aktivis poligami.

Masalah berpakaian ini belum ada apa-apanya dengan ucapan kontroversi Abu Janda yang membuat jengkel siapa saja yang mendengarnya.

Permadi Arya atau Abu Janda ini melontarkan kata-kata yang sungguh mengandung ujaran kebencian. Katanya, "Teroris punya agama dan agamanya adalah Islam." Tentu saja kata-kata ini akan menyulut api permusuhan antar sesama padahal Abu Janda juga seorang Muslim.

Kata-kata agama teroris itu Islam adalah sebuah kesalahan besar karena teroris manapun di dunia tidak memiliki agama. Agama hanya sebagai kedok untuk mencapai kepentingannya. Mereka juga sering mengutip ayat jihad tanpa menafsirkannya dengan benar dan kepala terbuka, hanya kebencian saja di otaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline