Lihat ke Halaman Asli

Musa Hasyim

TERVERIFIKASI

M Musa Hasyim

Puisi | Memeluk Kegelapan Jiwa

Diperbarui: 14 Januari 2020   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Desiran lonceng meraung di ujung pangkal dada
Suara bisikan semu merasuk sampai otak
Tetesan air kran terdengar sangat keras tak retak
Mengalahkan tangisan jiwa yang penuh kesepian

Mereka sebut penyakit mental adalah lumrah biasa
Mereka tak tahu sudah ada berapa nyawa melayang sia-sia karenanya
Tak kenal usia karena siapa saja bisa didatanginya

Ini bukan dongeng menyeramkan dari nenek lampir kepada prajurit merapi
Jiwa yang kosong bisa merongrong tak kenal waktu
Ada kalanya seseorang yg selalu memeluk kegelapan didekap
Ada kalanya seseorang yang berteman kegelapan didengar
Ada kalanya seseorang yang terluka dengan goresan kegelapan diobati

Memeluk kegelapan
Tak selamanya hidup gelap
Sebagaimana kodrat bumi
Kadang pagi mentari kadang gelap tanpa rembulan
Hanya saja kita sering melupakan
Lebih teringat akan sebuah kegelapan yang memeluk jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline