Marni adalah seorang tunanetra yang tinggal di pinggiran kali Ciliwung. Ia hidup bersama dua belas anakanya yang semuanya sudah sarjana bahkan bekerja di perusahaan yang terkenal. Millah, salah satu anaknya bahkan sudah menjadi dokter spesialis penyakit dalam dan memiliki klinik di daerah Jakarta Barat.
Warga kali Ciliwung pasti heran melihat Marni yang hanya seorang tukang pijat urut tapi bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana. Mereka menduga kalau Marni melakukan tindakan prostitusi di dalam klinik pijatnya. Rumah Marni terbuat dari gubuk kayu, sementara lantainya beralaskan tanah. Kini setelah anak-anaknya sukses, rumah Marni menjadi rumah terbesar di daerahnya. Rumah Marni kini sudah tiga lantai.
Marni memiliki dua mantan suami. Sebelum mempunyai anak, Marni hanyalah seorang pengemis di jalanan bersama suami pertamanya, dari suami pertama inilah Marni melahirkan kedua belas anaknya yang sampai sekarang masih hidup semua.
Marni sebagai seorang tunanetra mendapatkan uang paling banyak dari hasil mengemisnya dari pada teman-teman senasibnya sebab mereka merasa iba melihat Marni yang cantik tapi buta. Setalah ditinggal mati oleh suami pertamanya Marni menikah lagi dengan seorang pedagang asongan yang kebetulan sama-sama seorang tunanetra.
Pernikahan tersebut tidak berjalan lama setalah Marni dipersunting oleh seorang duda kaya raya yang ditinggal mati oleh istrinya. Duda itulah yang selama ini diam-diam menyimpan rasa cinta pada Marni hingga semua kebutuhan Marni dipenuhi oleh duda kaya raya tersebut, sehingga Marni memilih menceraikan suami keduanya. Namun ketika ditanya oleh suami keduanya, Marni hanya menjawab kalau suami keduanya tidak unik.
Marni memang dikenal sebagai wanita cantik dan putih. Sebelum mempunyai suami, Marni adalah kembang desa di kampung halamannya di Pemalang, namun naas nasibnya ketika seluruh keluarganya meninggal dunia dalam insiden kebakaran akhirnya Marni ikut pamannya merantau ke Jakarta. Kini kisah Marni membuat warga pinggiran kali Ciliwung merasa iri dan heran.
"Eh! Si Marni itu loh kemarin baru beli mobil BMW!" gosip tetangga Marni.
"Iya! Lusa juga katanya dia mau umrah bareng anak-anaknya!"
"Eh! Tahu tidak, Jeng? Selama ini Marni berselingkuh dengan duda kaya raya ketika masih bersuami dengan Pujianto, suami keduanya!"
"Aku jadi heran dengan Marni. Jangan-jangan dulu sebelum dia kaya, dia memakai susuk, atau dia datang ke orang pintar dan meminta kekayaan melalui tumbal suami pertamanya."
"Aku juga berpikir seperti itu dulu tapi melihat semua anak-anaknya sarjana dan alim-alim pula. Bayangkan saja, Jeng! Anak-anaknya itu loh memberikan kita sembako tiap hari Minggu. Aku jadi merasa bersalah jika menuduh yang tidak-tidak mengenai Marni saat ini. Apalagi anaknya kan mau nyaleg jadi tidak enak jika harus mengunjing seperti ini terus!"