Lihat ke Halaman Asli

Mario b o j a n o Sogen

Pengagum Senja | Penulis | Content Writer

Dari Balik Jeruji Aku Memohon

Diperbarui: 1 Desember 2021   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Tak pernah kubayangkan akan terjadi seperti ini pada akhirnya. Usahaku untuk menentang pembangunan proyek di tanah adat kampungku hanya mengantarkanku mendekam di balik jeruji besi ini. Sekuat apapun aku berusaha membela diri, tak satu pun orang-orang di kampungku yang berada di pihakku.

Sebenarnya aku telah mengetahui ini bahwa Lukas dan kawan-kawanku yang lain telah berubah pikiran. Mereka akhirnya luluh setelah dibujuk dengan uang senilai satu juta rupiah. Harga diri mereka dan tanah adat di kampungku sebegitu murahnya. Mereka lalu berbalik menuding, akulah yang telah menghancurkan dan membakar papan nama proyek minggu kemarin.

"Maafkan aku, kawan. Anakku kemarin minta uang sekolah." Begitu mudahnya para bajingan itu merayu kawan-kawanku. Diam-diam aku mereka laporkan ke kepala proyek seusai kami bertengkar hebat ketika aku diberitahu bahwa papan nama proyek telah mereka bakar. Dan kini, dari balik jeruji ini aku memohon barangkali ada hati yang masih ingin melanjutkan perjuanganku agar di tanah itu tak ada bangunan apapun dapat berdiri tegak di atas penderitaan kami. Agar para bajingan itu tahu, bukan aku yang merusak papan nama kehormatan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline