Beberapa saat lalu membaca tulisan seorang kawan di Kompasiana yang ia bercerita tentang keputusannya untuk keluar dari pekerjaan. Ada kalimat yang membuat saya sedikit terusik untuk merenungkannya, kalimat yang mungkin terkesan bagi sebagian orang, namun entah dengan sebagian yang lain..."BUAT APA MEMPUNYAI PENGHASILAN TETAP, YANG PENTING TETAP BERPENGHASILAN..." sepertinya ada satu yang kurang lengkap dari kalimat itu. Boleh saja kita mempunyai suatu idiom seperti kalimat itu. Tapi coba sejenak kita renungkan,...
Boleh saja kita mengatakan bahwa TETAP BERPENGHASILAN lebih pas daripada BERPENGHASILAN TETAP, tapi satu hal yang mesti kita fikirkan bahwa setiap manusia mempunyai sifat relatif. Adakalanya ketika kita butuh suatu hal yang bersifat urgent dan mendadak, yang hal itu menyita waktu, menguras tenaga dan menghabiskan fikiran. Dimana dalam kondisi ini kita melakukan hal lain selain hal yang urgent itu, pada posisi itulah kita membutuhkan sesuatu yang disebut penghasilan tetap. Lebih tepatnya kita harus BERPENGHASILAN TETAP UNTUK TETAP BERPENGHASILAN. Jika memakai logika matematika sederhana, penghasilan tetap adalah garis ataupun nilai batas margin terbawah dari penghasilan sedangkan GRAFIK PENGHASILAN kita bisa naik turun tetapi tetap ada batas minimal yang nilainya semakin hari akan semakin naik karena nilai minimal ini berdasarkan kapasitas dan kapabilitas kita, meski mungkin saat ini nilai minimal itu kita beri nama,"gaji bulanan". Satu hal yang mesti kita catat bahwa TIDAK AKAN TERCAPAI KONDISI TETAP BERPENGHASILAN TANPA ADA KONDISI BERPENGHASILAN TETAP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H