Lihat ke Halaman Asli

Penaku

Anak-anak Pelosok Negeri

Unsur Eksentrik dalam Buku "Cantik Itu Luka"

Diperbarui: 5 Juli 2023   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Buku "Cantik Itu Luka" ditulis oleh Eka Kurniawan, seorang penulis Indonesia yang terkenal. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2002. "Cantik Itu Luka" adalah sebuah novel epik yang menggambarkan sejarah Indonesia dari masa kolonial Belanda hingga masa Orde Baru.

Eka Kurniawan terinspirasi untuk menulis buku ini dari kisah-kisah sejarah keluarganya sendiri dan juga dari budaya populer Indonesia. Buku ini mengeksplorasi berbagai tema, termasuk cinta, kekerasan, seksualitas, dan politik.

"Cantik Itu Luka" mengisahkan kisah dua perempuan yang hidup pada zaman yang berbeda. Pertama adalah seorang wanita tua bernama Dewi Ayu, yang dijuluki sebagai wanita tercantik di desanya, dan hidupnya dipenuhi dengan tragedi dan penderitaan. Kedua adalah anak perempuan Dewi Ayu, Adinda, yang merupakan hasil dari hubungan cinta yang tragis.

Buku ini menggunakan gaya narasi yang unik dan imajinatif, dengan pencampuran unsur-unsur realisme dan magis-realistik. Eka Kurniawan menggunakan bahasa yang kaya dan deskriptif untuk menggambarkan latar belakang sejarah dan budaya Indonesia, serta karakter-karakter yang kompleks dan kuat.

"Cantik Itu Luka" telah mendapatkan pujian luas dari para kritikus dan penggemar sastra. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan mendapat pengakuan internasional.

 Dengan kekuatan penggambaran sejarah dan kehidupan manusia yang kompleks, buku ini telah menjadi salah satu karya penting dalam sastra Indonesia kontemporer.

Buku "Cantik Itu Luka" oleh Eka Kurniawan telah menarik perhatian dan membangun fenomena di dalam maupun di luar Indonesia. Berikut adalah beberapa fenomena yang berkembang seputar buku ini:

1. Penerimaan Internasional

"Cantik Itu Luka" telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan mendapatkan pengakuan internasional. Terjemahan dalam bahasa Inggris dengan judul "Beauty Is a Wound" mendapat perhatian khusus dari para kritikus sastra dan menerima ulasan yang sangat positif. Hal ini memperluas jangkauan buku tersebut dan membangun minat pembaca di luar Indonesia.

2. Pengakuan di dalam Negeri

Buku ini menjadi perbincangan di kalangan para pembaca dan komunitas sastra di Indonesia. "Cantik Itu Luka" memenangkan beberapa penghargaan sastra, termasuk Penghargaan Sastra Lontar pada tahun 2003. Karya ini juga menjadi buku wajib dalam kurikulum sekolah di beberapa tempat di Indonesia, mendorong eksposur dan diskusi yang lebih luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline