Diri tidak lagi bercermin
Mata sudah tak pandai melihat
Telinga sudah tak mendengar
Tentang ungkapan yang syahdu lagi
Hari-hari menghabisi masa
dengan pikiran berkecamuk
dengan fantasi liar
Tetapi untuk melangkah saja
Membeku ciut, lebih mengatup dari pada daun Putri malu
Inilah udara kotor
noda hitam ditelan mentah-mentah
Hati tak pandai berdamai,
Untuk rela dengan keadaan,
kemudian berdamai dengan kekhawatiran,
Apakah tidak ada obat penawar dari semua ini?
Apakah sebaiknya harus lari saja?
Atau haruskah mencari penjara?
Musafar Ukba,13/2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H