Lihat ke Halaman Asli

Penaku

Anak-anak Pelosok Negeri

Pada Sebuah Kedai

Diperbarui: 17 Juli 2022   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedai kopi. Gambar via Pixabay 

Pada sebuah kedai alam
Lentera menemani perjumpaan
malam sedikit memberi kesan 
pada lampu-lampu yang temaram

Hati nampak kemana
sanubari nampak senewan 
terlalu banyak yang mengisi
sungguh hanya sekedar mengisi
lalu pergi lagi,,, entah 

Bohlam tak bohong dengan sinarnya
tergantung merangkai utuh pada atap rumbia 
sederhana dengan tubuhnya yang sumringah
Kesederhanaan, bukanlah kemiskinan

Rona-rona itu muncul berseliweran
semua palsu dan dungu 
tampang saja tidak cukup
tetapi juga mampu untuk memberi perkakas buat wajah menipu itu
Dasar,,,!

Pada sebuah kedai
kucoba gores kembali untaian aksara
hanya kata-kata bukan hikmah 
kalau dianggap hikmah juga tidak mengapa, untuk yang merasa saja

Saksikanlah untaian ini kekasih
Enggan lah dulu, tapi semestinya enyah!

Musafar' 17/7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline