Lihat ke Halaman Asli

Penaku

Anak-anak Pelosok Negeri

Kelap-kelip Bintang Menemaniku

Diperbarui: 29 April 2022   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bintang. Gambar via Pixabay. Com

Detik ini tak biasanya ku menepi
dermaga malam menjadi tumpuan tuk beranjak pergi
Aku dengan setumpuk keyakinan meninggalkan hiruk-pikuk urban yang sumpek ini

Malam diatas sampan seadanya
aku berlayar membelah samudera 
Kubiarkan udara dingin membelai tubuhku yang ringkih 
tak masalah, sepanjang lisanku masih lincah berucap khidmat 
maka biarlah kegigilan ini menyayat hati

Diatas langit yang bertabur bintang
Kelap-kelip cahaya menghiasi angkasa raya 
jagad malam ku lukiskan melalui untaian kata, sebuah puisi yang tak seberapa
tapi sudah cukup untuk mewakili jiwa yang nestapa

Ouhh bintang yang bercokol indah di singgasana
sembuhkan diri ini yang sedang semrawut
ku tinggalkan kebiasaan lama yang terlalu membuat lena 
melalui warna kelap-kelipmu itu menjadi penyejuk daksa

Gulita menjadi saksi
Bahwa gemintang tak lari ataupun pergi
hanya sirkulasi alam membiarkan Raja siang menerangi semua kelam
karena malam yang bertabur bintang adalah sahabat sejati untuk diri ku yang sedang sanksi 


Terimakasih Tuhan, engkau sungguh adalah zat pencipta segala Keindahan 

Safar, 30/4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline