Lihat ke Halaman Asli

Penaku

Anak-anak Pelosok Negeri

Ramadhan sebagai Aktualisasi Diri

Diperbarui: 1 April 2022   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdoa. Gambar via Pixabay

Selamat datang April, bertepatan datangnya bulan Ramadhan!

Pintu gerbang Ramadhan sudah di depan mata, Berbagai rutinitas dalam menyambut datangnya bulan suci bagi umat Islam telah tiba.

Masyarakat kita biasanya beberapa hari sebelumnya melakukan ziarah ke pusaran keluarga, kerabat, hingga leluhur dalam rangka sebagai penguatan spiritual dan mendoakan mereka yang telah pergi.

Dihari awal ini semoga antusias dalam menyongsong ramadhan senantiasa kita pacu. Tak cukup raga saja untuk bisa bertahan, tapi juga materi perlu untuk dipersiapkan dalam rangka mendukung ibadah puasa kita selama sebulan penuh.

Puasa sebagaimana hakikatnya adalah ibadah mulia dengan menahan diri dari makan-minum, hawa nafsu, syahwat, dan lain sebagainya yang bisa membatalkannya.

Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, bukan berarti bentuk pengekangan untuk beraktivitas keseharian, tapi suatu norma agama yang menjanjikan banyak limpahan pahala jika sungguh-sungguh dalam melaksanakannya.

Banyak yang memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan kondisi fisiknya seperti maag, tapi setelah menjalani puasa maka atas izin-Nya berangsur sembuh. Puasa bukan menjadikan tubuh sakit, akan tetapi segudang faedah dapat dirasakan oleh tubuh itu sendiri.

Dilansir dari Vivahealth.co.id Puasa Ramadan bisa memberi efek positif pada metabolisme tubuh seperti meningkatkan sensitifitas insulin, menurunkan berat badan, menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan tekanan darah dan mengubah profil lipid.

Selain itu puasa juga sebagai bentuk aktualisasi diri sebagai insan yang menghamba kepada Tuhannya. Aktualisasi dimaksudkan sebagai upaya diri dalam menggenjot atau meningkatkan potensi kualitas keimanan dan ketakwaan karena dengan penuh kesabaran bisa menjalaninya dengan baik dan benar.

Jika sebelumnya masih banyak perkara sia-sia atau keteledoran yang dilakukan, maka tatkala berpuasa menjadikan seseorang itu lebih bersikap hati-hati terhadap rutinitas negatif yang biasa dilakukannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline