Lihat ke Halaman Asli

Penaku

Anak-anak Pelosok Negeri

Puisi: Sampan Kosong

Diperbarui: 3 Februari 2022   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perahu kosong. Ilustrasi Pixabay

Semburat jingga kembali mendahului
gegana hitam perlahan menutupi 
pandangan jauh menyasar cakrawala
Sampan kosong kembali tak bergeming 
setelah deru angin mengguncang

Perahu kecil sementara terikat 
di tepian dermaga Sampan disandarkan
laut yang tenang kembali memantik 
jiwa yang perkasa sebentar lagi akan mengarungi samudera 

Tongkat dayung dikedua sisi menemani
menunggu gerangan siapa yang akan mengisi nampan yang setia
nahkoda mana lagi yang akan merasakan 
perjuangan melewati berbagai rintangan 

lautan takkan melepas
gelombang pun tak pernah puas 
angin kencang kan menghentakkan sampan dari berbagai arah, toh melawan  
hanya pengelana lautan sejati yang siap jiwa raga tuk menjelajah bumantara perairan

Sampan kosong hanya menunggu
siapa yang tepat untuk mengarahkan kemana bahtera kehidupan akan berjalan

Musafar Ukba, 3 Februari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline