Lihat ke Halaman Asli

Penaku

Anak-anak Pelosok Negeri

Senja Itu

Diperbarui: 21 Januari 2022   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi by Muhammad Ulul Aidi

Ilalang petang menyambut senja
Semburat jingga memantulkan cahaya
tenggelam dalam balutan semesta
Begitu indah sebelum tertanam oleh malam yang tiba

Ada saja sejoli yang bercumbu rayu
Menjadikan senja sebagai titisan rindu
atau sebagai objek kenikmatan mata
sampai latar belakang ungkapan cinta

Ilalang bukan satu-satunya tumbuh menunggu
Tapi aneka rupa tersulut untuk meramu
kehangatan akan selalu dipancarkan sehangat hubungan kekeluargaan atau kasmaran

Senja itu selalu menjadi syair pujangga
dengan beragam hikmah dan rasa
merindukan senja adalah niscaya bagi insan yang dilanda nelangsa

Engkau wahai senja tidak abadi
Keindahan mu hanya sejenak saban hari
Meski terkadang menjadi obat hati
bagi diri yang nestapa dan sangsi

Senja itu rela terbenam
sebelum merengkuh bumi dengan kehangatan
esok akan kembali hadir, entah kepada orang yang sama atau kepada perasaan yang baru 

Musafar Ukba, 21 Januari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline