Laki-laki tengah berada di ujung air mata
memandang hamparan asa dengan iba
setelah menguras semua daya
nelangsa kembali memenuhi sukma
setelah yang di cinta tak lagi menyapa
Tegar diantara pelupuk mendung
hanyalah memandang jauh samudera tak bertepi, bayangan kelam masih terasa resah sekujur tubuh merasakannya
Dia melihat Fatamorgana di seberang sana
sandiwara hanya menyusupi kelapangan dada, perlahan mengikis satu persatu dalam sanubari
Laki-laki itu akan selalu tegap berdiri
kokoh seperti pendiriannya
luka hanyalah memberikan setitik hitam
seperti kehidupan yang penuh warna
Akan ada pelabuhan dan akan ada sandaran
lebih baik berdiri menunggu bahtera
Perjalanan masih sangat jauh untuk menyerah karena samudera tak akan pernah habis untuk dijelajahi
Musafar Ukba, 16 Januari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H