Lihat ke Halaman Asli

Penaku

Anak-anak Pelosok Negeri

Puisi: Bulan dan Awan Pekat

Diperbarui: 17 Desember 2021   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar via Pixbay

Bulan bercokol di singgasananya
Cerah memberikan ketenangan
Malam yang penuh dengan penat
Oleh jiwa-jiwa yang risau akan kondisi yang tak bersahabat

Bulan seakan berjalan dengan cepat
Berlari mengejar diri dari ketakutan sesaat
Namun hanyalah awan hitam pekat
Yang berucap dengan permisi
"Aku mau lewat"

Labirin awan yang semula hanya sekat
Masih ada kesempatan menusuk dengan mata, kini harus tertutup rapat diselimuti awan hitam pekat
Kendati demikian pancarannya masih nampak disudut-sudut cakrawala

Tawa pasrah menyuarakan cukup sudah
Merebahkan raga di tanah hitam
Sembari memandangi dengan teliti sedalam-dalamnya betapa masih jauh
awan pekat sana akan berlalu

Dengan keyakinan yang pasti
Sebanyak apapun pekatnya awan yang berjalan
Semua pasti akan berlalu dengan perlahan dan dengan kesabaran
Bulan akan kembali menerangi dengan cerah memperlihatkan kembali bintang-bintang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline