Lihat ke Halaman Asli

Penaku

Anak-anak Pelosok Negeri

Puisi: Bulan seperti Bohlam

Diperbarui: 22 November 2021   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar via Pixbay

Malam yang lengang bersikukuh dengan waktu
Waktu terus melaju tak tahu henti 
Bulan menggantung di atap langit bersama lentera cahaya darinya menyinari gulita

Bohlam tak tahu terang 
kuning saja seakan tak berdaya 
redup dalam kejapan mata yang remang 
Sementara tubuh menyandarkan diri pada asa yang kokoh sembari menikmati rembulan dibawah bohlam yang tak bersahaja

Jauh mata memandang masa depan 
seperti jarak dari bumi ke bulan
namun itu nampak dekat jika dengan seksama dan cermat, bahkan bukan mustahil akan menggapai bulan dengan segala pengorbanan

dedaunan sedikit tersingkap
bukan lagi hijau daunnya yang nampak
tapi dibawa bias cahaya rembulan 
kontur bermunculan indah dibawah pancaran bulan dimalam yang rindang

Dia akan terus menggantung 
sampai raja siang muncul lagi menyinari semua kelam
Sementara bohlam persis seperti bulan yang menggantung terus setia menyinari sampai waktunya selesai dan tak dibutuhkan lagi 

Musafar Ukba, 22 November 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline