Cerita malam Jum'at penuh tawa
Malam semakin larut, waktunya untuk terlelap tapi tidak dengan nostalgia kecil bahagia.
Duduk melingkar bersama sebungkus biskuit dan segelas kopi, saling menyeruput berurutan sembari memecah hening dengan cerita konyol menggema di ruangan sempit
Bocil, sebutan untuk bocah cilik saat ini
Hmm, mustahil lihai dalam membentuk jari menembak kelereng, mustahil mereka menyusun tangan berlari dengan langkah sigap nan meloncat tinggi, mustahil mereka memainkan petak umpet, masih adakah sisa-sisa kenangan dulu saat ini?
Punah sudah rasa-rasanya
Gaway datang menghinggapi para bocil, tak kan kau temukan lagi kumpulan anak berlari dipelataran lapangan bola, tak ada lagi yang menarik benang layang-layang, tak ada lagi katapel membidik burung gereja, tak ada lagi suara tangis dari yang kalah dari saling memburu, sekarang ada Gaway hingga sirna sudah semuanya
Yang tersisa hanya cerita dari generasi terakhir, lahir pada dasawarsa dua ribuan, masih sibuk mencari kawan disiang hari, pulang kandang untuk sekedar makan, lalu kembali dipentas arena setelah keroncongan tak berbunyi lagi
Bisakah cerita ini tetap kita kenang sampai nanti, masa kecil bahagia belum mengenal cinta, saling celoteh dengan gelagat tawa, mengejek dengan membabi buta, hingga pulang kerumh dengan bekas isakkan tangis diwajah, Sungguh Indah Masa Kecil Kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H