Lihat ke Halaman Asli

musa abdurrahman hilal

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (23107030104)

Apakah bahasa Kasar Itu Buruk? Kalaupun Buruk Ada kah Manfaat Didalamnya?

Diperbarui: 7 Maret 2024   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : hipwee.com

 

              Bahasa Kasar atau berbicara kotor sudah nggak asing lagi di telinga kita, banyak yang beranggapan hal itu adalah indikasi terjadinya krisis etika di Indonesia. Tapi bagi Sebagian orang menormalisasikan hal itu dengan alasan zamannya sudah berbeda, harus bisa mengikuti zaman.

              Dari sekian banyak asumsi buruk terhadap Bahasa kasar, saya menemukan satu manfaat dari itu, dengan tanda kutip "disituasi, tempat, dan kondisi yang sesuai".

              Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kata - kata kasar memiliki manfaat jika ditempat, situasi, dan kondisi yang sesuai. Saya pernah mendengar statement teman - teman saya ditongkrongan bahwa "misuh" atau kata - kata kasar adalah salah satu faktor yang menjadikan mereka akrab satu sama lain.

              Didaerah-daerah tertentu terkadang memang sudah memiliki kultur yang terbiasa menggunakan kata - kata kasar dalam kehidupan sehari - hari , contohnya di Surabaya, kata -- kata kasar sudah terbiasa didengar dan diucapkan Masyarakat sana, seperti kata "jancok".

              Mengapa hal itu terjadi?

              Hal ini terjadi karena sebagian besar Masyarakat di jawa timur terkhusus Surabaya, menganggap kata -kata umpatan seperti "jancok" bukanlah sebuah kata yang kasar, tapi sebagai tanda bahwa hubungan mereka satu sama lain menjadi akrab.

              Mungkin banyak  yang akan kontra dengan statement ini, tapi memang hal ini saya rasakan sendiri, ketika ngobrol dengan teman entah itu ditongkrongan atau tempat - tempat lain dengan gaya Bahasa yang kasar, rasanya menjadikan saya dan teman ngobrol saya lebih akrab dan santai.

              Contoh kecil ketika menanyakan kabar,

"He cok, yo opo kabarmu, apik ta ndos?"

"Hai cok, gimana kabarmu, baik kan ndos?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline