Lihat ke Halaman Asli

Generasi dalam Dekapan Liberalisme

Diperbarui: 10 Mei 2019   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Diani Aqsyam
Begitu indah masa remaja. Masa-masa penuh tawa dan canda. Namun kini, tingkah laku remaja cenderung berubah. Seiring budaya zaman yang terus berputar arah, menggerogoti iman hingga parah, membuat para orangtua bersikap pasrah. Liberalisasi telah melanda remaja. 

Mulai dari narkoba hingga geng-geng nakal. Belum lagi pergaulan bebas kian mengganas. Permasalahan yang tidak bisa dipandang sebelah mata, karena memakluminya sama dengan mengundang bencana bagi generasi.

Seperti yang dilansir viva.co.id, belasan anak di bawah umur asal Kampung Cipeuteuy, Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota, mengalami ketagihan seks tak lazim. Mereka melakukan adegan syur layaknya penyuka sesama jenis setelah menonton video porno.

Jika ditelaah kembali, kondisi kerusakan generasi saat ini tidak lepas dari pengaruh faham liberalisme dari Barat, yang notabene tidak mengindahkan keyakinan agama. Generasi muda bebas berbuat apa saja yang mereka mau. 

Gelombang liberalisasi terus menghantam tanpa henti, menyuburkan kerusakan mental dan menghancurkan generasi secara massif. Pandangan-pandangan nyeleneh pun muncul dari faham ini, seperti "Pacaran Sehat", "Pekan Kondom Nasional","Setia pada Pasangan", dll.

Majunya era digital, kini justru menjadi bomerang. Pesatnya berbagai info tanpa batas ke dalam smartphone, justru seringkali menjadikan pemiliknya kehilangan kepintaran. Media digital bagaikan pisau bermata dua, ia bisa dipakai "browser", namun juga bisa jadi "monster". 

Nyatanya tidak sedikit yang terjebak dalam hal negatif yang rusak. Bangga melakukan kemaksiatan dengan mengambil gambar atau merekam dan kemudian mempublikasikannya di media sosial. Mem-bully, memperkosa, bunuh diri, melakukan tindakan asusila, mesum, dan lain sebagainya kini bertebaran di dunia maya.

Generasi dalam dekapan liberalisme, kehilangan potensi besarnya sebagai agent of change, yang seharusnya turut membangun peradaban dan menjadi problem solving bagi umat. Namun kini remaja lupa akan jati diri, Islamnya terlucuti, harga diri tergadai, karena terjebak liberalisasi.

Imam Ibnul Qayyim berkata: "Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bercampur (bergaul) bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka yang merata.

Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembangpesatnya perbuatan keji dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasan massal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan.

Selain masuknya paham liberalisme, faktor lain yang menyebabkan generasi remaja hancur adalah sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Kapitalisme memihak kepada kepentingan pemodal. Para pemodal baik dari kalangan pemilik stasiun televisi, pendiri jejaring media sosial, atau pengembang aplikasi-aplikasi dunia digital menawarkan sesuatu yang bisa dikonsumsi masyarakat tanpa memperhitungkan bahayanya bagi generasi.  Pornografi dan pornoaksi pun menjelma menjadi industri besar, dimana lagi-lagi pengaruh pemilik modal begitu kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline