Fitria Mustofa
Baru-baru ini muncul lagi fitnah terhadap ulama. Muncul pada Ustad Abdul Somad alias UAS paska pertemuan dengan Prabowo. Setelah dihantam fitnah, Ustad Abdul Somad alias UAS akhirnya buka suara atas fitnah yang menyerang dirinya. Fitnah itu muncul dari akun Twitter anggota Badan Penerangan Nasional (BPN) prabowo Sandi @ Saiddidu yang diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dalam unggahan akun @saiddidu yang diretas itu ada 6 cuitan yang memfitnah UAS salah satunya tertulis UAS memilih capres pilihannya di Pilpres 2019, karena adanya transaksi rumah dan gratifikasi. UAS difitnah terima rumah dari Prabowo (Tribun-Timur.com).
Sudah sering kita dengar banyak kasus yang datang silih berganti dengan kesamaan modus penyerangan, fitnah pada ulama, ustad dan lain-lain. Dan ini selalu ditujukan kepada umat muslim, yang menjadikan kaum muslim ini gerah dan marah. Dan tentunya umat sudah tidak ingin lagi mendengar kasus-kasus seperti ini.
Ulama harus tetap istiqomah
Sedemikian beratnya beban yang dipikul oleh para ulama, dan berapa banyak teror yang dahsyat. Maka disinilah ujian bagi para ulama untuk tetap istiqomah mengemban dakwah.
Ulama harus tetap menjalankan amanah, dan bahwa mereka inilah para pewaris nabi dari segi ketakwaan, keilmuan, keikhlasan, keberanian, dan lain-lain .
Mereka adalah pondasi keimanan umat.
Amat pentingnya ulama
Tanpa mereka manusia akan bodoh, dan mudah tergoda setan. Ulama yang berani melakukan amar ma'ruf nahi munkar akan menjaga dari hal-hal yang menghalalkan segala cara.
Terjadinya fitnah terhadap ulama ini adalah salah satu bukti kegagalan sistem demokrasi kriminalisasi ulama demi kepentingan politik. Mereka berani memfitnah ulama, padahal ulama laksana bintang-bintang di langit yang memberikan penerangan dalam kegelapan dunia. Rasulullah SAWbersabda, " Sungguh perumpamaan para ulama di bumi seperti bintang-bintang di langit yang dengan cahayanya menerangi kegelapan di darat dan di laut " (HR. Ahmad).
Kemuliaan ini diperuntukan bagi para ulama pembela dan penjaga Islam. Mereka yang tidak gentar terhadap siapapun, tidak takut kepada penguasa zalim, atau para diktator karena mereka yakin dengan sabda Rasulullah SAW, "Siapa saja yang melihat penguasa zalim, menghalalkan apa yang Allah haramkan, melanggar janjinya, menyalahi sunah nya, memperlakukan hambanya dengan dosa, dan permusuhan maka hak Allah untuk memasukkan mereka pada neraka" (HR ath-thabrani dalam At tarikh dan Ibnu al-atsir dalam al-kamil).