Lihat ke Halaman Asli

Muslim Amiren

Seorang futurist, easy going, dan berharap hidupnya bermanfaat banyak bagi diri, keluarga dan masyarakat sekitar

Saat itu... (Ketika Kita Melihat Bintang)

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

130245619046185003

[caption id="attachment_100947" align="alignleft" width="320" caption="Melihat bintang, sumber:http://glory-my-diary.blogspot.com"][/caption] Teman.... Ada yang ingin kuceritakan padamu Tentang malam yang gelap Mungkin kaupun tak lagi ingat Ketika kita duduk didepan rumahmu Diterangi kerlip bintang, bulan setengah penuh dan elusan lembut angin malam.. Saat itu kita tidak menghitung bintang seperti Abu Nawas.. Tidak juga bicara Scorpio, Leo ataupun Sagitarius Tetapi kita menggambar asa bersamanya.. Kau kata, kau ingin bernyanyi disana, di salah satu bintang Aku? ingin kulantunkan sebuah kalimah suci disana.. Tapi saat kau tanya "kalimah apa?" Aku hanya bisa diam... bungkam, hanya ada pandangan mata menatapmu penuh arti. Apa? Tanyamu lagi.. Ternyata perempuan emang pantang percaya rasa Walaupun engkau telah membaca tanda.. Masih ingatkah kau? Hingga kau tutup malam itu dengan ... "bagusnya kau mencari orang lain yang mengerti kamu!" Saat ini... ketika rumahmu kembali gelap Aku tak hendak memendam rasa Biarlah dia lepas bersama angin Berkelana di dinding-dinding malam Siapa tahu bisa mencapai awan, bahkan mungkin bintang-bintang Sehingga esok paginya engkau akan mendapatkan embun di daun mawarmu bertuliskan "maukah kau menjadi bidadariku?" (Buat seseorang yang sedang berada dalam kegelapan Note: biarlah sesuatu menerangimu, walaupun hanya sekerlip kunang)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline