Lihat ke Halaman Asli

Murya Ali Absah

Menjadi Manusia

Kezuhudan dalam Mendaki

Diperbarui: 3 November 2019   05:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak sekali anggapan bahwasannya santri pondok pesantren melulu belajar ilmu agama saja. Di pondok saya dulu, selain belajar ilmu agama, para santri di berikan kebebasan dalam persoalan belajar dan pengembangan bakat minat mereka masing-masing. Salah satunya adalah HIPAMPALA singkatan dari Himpunan Pemuda Muslim Pecinta Alam.

Didalam organisaasi ini, para santri di ajarkan untuk menjadi pemuda pecinta alam sejati yang sesuai dengan ajaran agama islam. Untuk masuk organisasi ini pun bisa di bilang sedikit rumit. Karena apa? Selain fisik dan mental yang kuat, para santri juga harus mumpuni dalam hal keilmuan juga. Dengan gemblengan yang tidak main-main, solidaritas organisasi ini sangat tinggi sehingga membentuk karakter yang disiplin, pemberani, berhati-hati dalam bertindak, dan bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi.

Saya pun sebagai santri pernah merasakan hal itu. Tidak ada yang namanya santri dilarang untuk mendaki ataupun melancong jauh keluar daerah guna menikmati kebesaran tuhan.

Bagi saya gunung adalah salah satu tempat yang pas untuk menikmatinya. Bahkan hipampala sendiri juga sering melakukan perjalanan guna melakukan pembelajaran dengan alam. Perjalanan setapak demi setapak bukanlah halangan menurut mereka, melainkan setiap setiap tapak itu menjadi ujian yang harus di lewati dengan penuh kesabaran.

Bukan dengan emosi dan amarah melainkan dengan kesabaran, kesolitan dan doa kepada tuhan yang menciptakan alam seisinya. Tidak hanya itu saja, sikap saling menghargai satu sama lain juga melekat pada diri kita. Terlebih ketika kita menjumpai orang selain agama islam di setiap tapak kita.

Dengan kuatnya relasi, sering kali diadakan upacara peringatan 17 agustus di puncak gunung. Bukan sekedar upacara biasa melainkan proses mensyukuri nikmat tuhan, sehingga kita bisa hidup damai seperti sekarang ini. Manikmati indahnya ciptaan tuhan dapat mengantarkan kedekatan kita kepada-Nya.

Jadi mendekatkan diri kepada sang pencipta itu tidak selalu dengan duduk bersila di masjid saja. Akan tetapi dengan proses dan tujuan hipampala menjadikan pecinta alam sejati dengan ajaran islam akan semakin manteb ketika kita berhubungan dengan alam dan menjaganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline