Lihat ke Halaman Asli

Berasa Terusir dari Dashboard Sendiri

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Berasa Terusir dari Dasboard Sendiri,  itulah isi perasaan saya ketika mendapati ternyata tampilan dashboard Kompasiana telah berubah. Urutannya menjadi Verified user, Write post, Aktifitas, Friend Request, Manage Post, Message, Setting.

Ada dua yang hilang yaitu Friend Post dan Comment. Dua ini dipaksa masuk dalam Aktifitas.  Setelah saya hitung jumlah pemberitahuan aktifitas hanya 20 saja tanpa ada opsi "aktivitas sebelumnya".  Berada di dashboard seperti orang yang diisolasi dari pergaulan dengan teman-teman yang telah sekian lama terjalin. Hanya 20 peristiwa yang "diperkenankan" saya ketahui.  Apa yang terjadi sebelum yang 20 itu adalah masa sangat lampau, yang harus rela terlewatkan oleh saya.

Saya rasa ini bukan  perubahan ringan yang dilakukan oleh Kompasiana.  Ini adalah perubahan frontal yang bertujuan merubah arah Kompasiana secara frontal pula.  Ke depannya mungkin tidak akan ada lagi interaksi antar Kompasianer. Mungkin yang ada hanya interaksi antara penulis dan pembaca.  Dashboard hanya akan menjadi  "dapur pengolah" tulisan saja.  Dan...daftar teman yang terkumpul sekian lama itu tidak akan berguna dalam ber-sosial media-ria.  Tulisan-tulisan mereka akan lewat begitu saja, kecuali memang waktu online-nya sama.  Itupun masih bersyarat, yaitu jika tidak ditinggal meleng sebentar untuk sekedar kencing di kamar mandi

Sekarang Kompasianer tidak bisa lagi berlama-lama nongkrong di dashboard sendiri. Tidak ada apa-apa lagi di situ.  Suka atau tidak suka Kompasianer harus mengawal postingannya sendiri, jaga-jaga kalau-kalau postingan luber dengan komentar yang musti dijawab.  Atau juga Kompasianer musti rela melototin sebuah postingan yang terlanjur dikomentari, kecuali jika komentar itu tidak membutuhkan respon balik dari penulisnya.

Kalau begitu keadaanya, kenikmatan-kenikmatan berinteraksi dengan teman di Kompasiana harus pelan-pelan dilupakan rasanya. Harus dicari rasa-rasa baru yang bisa membuat betah di Kompasiana. Itupun jika memang ingin betah...

Akhir kata (...halah kayak pidato saja...) tulisan inipun saya tidak yakin terbaca oleh orang lain.  Sebelumnya masih punya kemungkinan terbaca oleh Kompasianer yang sudah tercatat sebagai teman.  Sekarang yo embuh lah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline