Benar adanya jika dikatakan bahwa Kompasiana adalah sebuah Blog Keroyokan. Banyak tulisan yang mempertanyakan kelayakan Kompasiana mendaulat dirinya sebagai Citizen Journalism (CJ). Postingan yang cukup beragam, yang menurut beberapa Kompasianer sebagian besar tidak layak mendiami sebuah CJ, dengan sendirinya membatalkan predikat CJ yang disandang Kompasiana.
Kompasiana tidak mungkin tidak tahu gejala itu. Artinya memang Kompasiana membiarkan keadaan itu berjalan sesuai dengan selera anggotanya (Kompasianer). Barangkali Kompasiana memahami fakta, bahwa banyak orang mendaftar menjadi Kompasianer, karena Kompasiana menawarkan kemudahan bagi mereka dalam menyalurkan hasrat menulis. Termasuk saya di dalamnya. Alhasil, jumlah anggota membludak. Dan inipun juga dibiarkan oleh Kompasiana, bahkan mungkin justru disyukuri. Bukankah salah satu ukuran keberhasilan sebuah media, adalah banyaknya jumlah pengunjung (termasuk Kompasianer sebagai pengunjung setia)?
Akankah Kompasianer memiliki banyak anggota, jika mempertahankan idealisme awal mula? Saya tidak yakin.
Akankah Telkomsel dan Telkom Speedy mau memasang iklan jika anggota/pengunjung Kompasiana tidak banyak? Saya tidak yakin juga.
Di alinea terakhir, saya berpesan kepada saya sendiri dan kepada Kompasianer lain yang seperti saya (yang tidak punya bekal ilmu jurnalistik), untuk tidak ragu-ragu menulis di Kompasiana. Mau curhat, mau melawak, mau reportasi berbentuk plesetan, mau menggumam, dll silakan saja. Yang penting saling menjaga etika pergaulan maya. Dan jika kesulitan memberikan kategori tulisan, dimasukkan saja di kategori Catatan atau Prosa. Biarlah kategori serius diisi oleh Kompasianer yang kompeten dibidangnya. Dengan demikian akan memudahkan semua Kompasianer dalam membaca dan mengambil manfaat aneka ragam tulisan yang diposting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H