Lihat ke Halaman Asli

Melindungi dari Gigitan Nyamuk Tanpa Harus Meracuni

Diperbarui: 10 Juli 2017   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Nyamuk ibaratkan musuh bebuyutan bagi manusia. Nyamuk sangat ditakuti karena berlaku sebagai vektor (pembawa) virus-virus penyebab penyakit yang berbahaya bagi kesehatan manusia seperti dengue, zika, cikungunya dan malaria. Serangga kecil ini tidak mudah untuk dibasmi.

Saya mulai pesimis dengan racun serangga baik dalam bentuk semprot, elektrik maupun bakar. Racun serangga yang selama ini digunakan dalam rumah tangga, hanya mampu mematikan sebagian nyamuk yang mampir ke rumah, sudah jelas tidak akan mampu mematikan populasi nyamuk yang sangat banyak. Racun serangga berdampak samping menimbulkan resistensi nyamuk. Individu nyamuk yang selamat dari racun menurunkan "gen ketahanan" pada generasi nyamuk berikutnya. Dan menetaslah nyamuk-nyamuk yang lebih kuat.

Racun serangga juga tidak hanya meracuni serangga. Bagaimanapun racun adalah racun. Dalam jumlah sedikit, racun tetap akan meninggalkan residu dan berakumulasi. Setelah racun disemprotkan pada ruangan, nyamuk pun mati. Namun jangan lupa, residu racun tertinggal di sprei, korden, dinding rumah, meja, kursi dan perabot rumah lainnya. Bagi bayi, anak kecil atau orang dengan riwayat alergi, residu racun semprot ini dapat menyebabkan batuk, gangguan saluran napas, pusing, mual dan muntah, tergantung tingkat akumulasi residu, daya tahan dan sensitivitas orang tersebut. Karena itu, keluarga yang memiliki bayi dan anggota keluarga yang sensitif tidak disarankan menggunakan racun nyamuk semprot ataupun bakar.

Pada prinsipnya, saya ingin melindungi tanpa meracuni. Bagaimana caranya?

3M yang selama ini telah kami dilakukan cukup efektif mengurangi populasi nyamuk. 3M yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penyimpanan air dan mengubur kaleng dan botol sebagai upaya pencegahan penularan penyakit terbawa nyamuk. Dengan 3M habitat nyamuk di sekitar rumah kita dapat dihilangkan sehingga nyamuk tidak berkembang biak. Mengingat siklus hidup nyamuk cukup singkat, yang mana telur nyamuk bisa menetas setelah 2 hari diletakkan di sisi bak mandi, maka menguras tempat-tempat air perlu dilakukan 2 kali seminggu. Karena saya cukup sibuk, saya meniadakan bak mandi dan menggantinya dengan kran shower.

Walaupun tidak membasmi populasi nyamuk secara luas, cara 3M efektif membuat kita bisa berdamai dengan nyamuk. Biarlah nyamuk menjauhkan habitatnya dari lingkungan manusia.

Tapi ada kalanya musim panas membuat populasi nyamuk meningkat dan 3M tidak sepenuhnya menahan hadirnya nyamuk ke dalam rumah. Mungkin saja lingkungan telah bersih, namun nyamuk dari tetangga pun ingin mampir ke rumah kita. Jika sudah begini, perlindungan ekstra diperlukan.

Raket elektrik dan kipas angin, alternatif pengusir nyamuk.

Di rumah saya, raket nyamuk ini wajib tersedia di kamar dan mudah terjangkau dari tempat tidur. Biasanya ada saja satu-dua ekor nyamuk yang terbang di depan hidung. Sungguh menyebalkan. Segera saya raih raket elektrik dan tash, tash, taaash ! Nyamuk mati kesetrum. Tentu saja, setelah menggunakan raket ini jangan lupa menyimpannya di tempat yang aman agar tidak terjangkau anak-anak. Walaupun setrumnya ringan, tapi lumayan juga kalau mengenai kulit.

Menjelang tidur, saya menyalakan kipas angin sepanjang malam hingga subuh. Saya memilih kecepatan ringan agar tidak terlalu dingin dan menyebabkan masuk angin. Udara yang bergerak tidak disukai nyamuk sehingga nyamuk menjauh dari kamar tidur.

dokumentasi pribadi

Telon Lang Plus, natural oil yang aman melindungi dari gigitan nyamuk.

Saya memilih cara yang aman dalam melindungi keluarga dari gigitan nyamuk. Saya menggunakan Telon Lang Plus, adalah minyak telon yang mengandung Natural Rhodinol (Oleum Citronella) 3%. Apabila dioleskan pada kulit, Telon Lang Plus mampu bersifat repellent (penolak) nyamuk agar tidak datang mendekat. Aroma Natural Rhodinol-nya tidak disukai nyamuk, sehingga nyamuk menjauh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline