Lihat ke Halaman Asli

Menangkal Permusuhan dan Perpecahan dengan Empat Pilar Persatuan

Diperbarui: 7 November 2017   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indahnya persatuan Kompasianer Jawa Timur.

Tahun 2014 kemaren, Indonesia melaksanakan pesta demokrasi. Pesta demokrasi yang dimaksud adalah pemilihan anggota legislatif dan eksekutif. Pada saat pemilihan anggota legislatif mungkin semua berjalan hampir sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Namun yang cukup menarik adalah pada saat pemilihan eksekutif, dalam hal ini adalh presiden dan wakil presiden.

Tentu masih teringat dalam benak kita, pada saat masa kampanye presiden dan wakil presiden tahun 2014, banyak sekali media yang 'abal-abal' bermunculan. Hanya karena untuk menaikkan citra baik dan mencari dukungan dari masyarakat, mereka saling menjelekkan dan menyebarkan fitnah satu sama lain. 

Tidak hanya sampai di situ, media sosial yang seharusnya digunakan untuk menjalin pertemanan dan bersosialisasi, diubah menjadi ladang permusuhan dan saling mencaci. Bahkan ada sebuah cerita bahwa pertemanan berubah menjadi permusuhan karena berbeda pilihan. Tak habis piker juga saya, entah apa yang mereka inginkan.

Seandainya jika kita mau lebih jauh lagi memandang kebelakang, melihat saat Indonesia masih merupakan Negara jajahan. Tentunya kita pernah mendengar atau bahkan membaca mengenai istilah 'devide et empera',atau yang biasa kita kenal politik adu domba. Bahkan karena penerapan devide et impera, bangsa Indonesia saling bermusuhan dan berperang antara satu dengan lainnya. Hingga muncullah suatu gagasan mengenai perkumpulan pemuda seluruh Indonesia. Bahkan bisa terlaksana Kongres Pemuda dan melahirkan Sumah Pemuda.

Sekarang adalah bulan November, tepat tanggal 28 Oktober kemaren Pemuda Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke 89 tahun. Tentunya ini adalah momentum yang tepat untuk lantang menerikkan persatuan dan semangat untuk mempererat persatuan. Tak ingin kehilangan momentum tersebut MPR RI ingin mensosialisasikan 4 pilar persatuan bagi netizen Jawa Timur, khususnya wilayah Kota Surabaya. Tak tanggung-tanggun narasumber yang dihadirkan datang langsung dari Jakarta. 

Narasumber tersebut adalah Bapak Adriyanto (Kepala Bagian Pengolahan Data dan Sistem Informasi Sekjend MPR RI) dan Bapak Ma'ruf Cahyono (Sekjend MPR RI).  Dan acara tersebut di dalam balutan yang santai namun dengan materi yang berbobot dengan tema 'netizens Surabaya Ngobrol bareng MPR RI' pada tanggal 4 November 2017 di Fairfield Hotel Surabaya.

Alasan memilih netizen Surabaya


Kenapa kok netizens Kota Surabaya yang diajak ngobrol bareng MPR, kenapa tidak kota lainnya di Jawa Timur. Usut punya usust ternyata pejuang literasi di Surabaya atau yang biasa disebut bloggerdi Surabaya traffic literasinya di internet lumayan tinggi. Jadi dari sini diharapkan setelah diadakan acara ngobrol bareng netizens dengan bangga akan menuliskan kegiatan ini. 

Sehingga bisa di baca netizens di seluruh Indonesia. Selain itu sekarang adalah bulan November, dan bukan sudah rahasia lagi bahwa bulan November merupakan bulan yang istimewa, karena sejarah mencatat bahwa Surabaya merupakan medan tempur mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada bulan November 1945. Sehingga, sampai sekarang Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan.

Surabaya, Surabaya, oh Surabaya. Kota kenangan, kota kenangan. Takkan terlupa

Di sanalah, di sanalah, di Surabaya. Pertama lah, tuk yang pertama. Kami berjumpa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline