Lihat ke Halaman Asli

Mursyid Kamil Latif

English Teacher

Koneksi Antar Materi pada Modul 2.3 Pendidikan Guru Penggerak

Diperbarui: 19 Desember 2022   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kesimpulan dan Refleksi terkait modul 2.3

Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?

Sebagai seorang coach, saat di sekolah saya menyesuaikan dengan rekan sejawat saya. Kebetulan saya memiliki rekan yang mau berbagi dan selalu mau diajak berdiskusi tentang peserta didik. Oleh karena itu, setiap hari kami diwaktu luang pasti akan membicarakan tentang hal apa saja yang menjadi permasalahan dan mencari solusi terkait masalah di kelas maupun dalam peran kami sebagai guru di luar kelas atau sekolah secara umum. 

Kaitannya dengan modul 2.2, Sebagai pemimpin pembelajaran, saya merasa bahwa setiap guru harus mendapatkan coaching untuk materi Kompetensi Sosial dan Emosional karena sangat amatlah penting. Sebab, kita perlu untuk menggunakan KSE dalam keseharian kita menghadapi banyak orang terutama masyarakat akademik di sekolah.

  • Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?

Dalam kaitannya, keterampilan coaching sangat penting dalam pengembangan diri baik itu kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran maupun lainnya. Dalam kaitannya modul ini dengan modul-modul sebelumnya adalah, bahwa setiap guru dan murid perlu sekali memiliki keterampilan sosial dan emosional. Terutama guru sebagai sosok pendidik di sekolah yang menjadi teladan bagi murid-muridnya sangat perlu melatih KSE dan tentu saja ini sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara seperti yang tercantum pada modul-modul lainnya.

Idealnya, supervisi itu disampaikan di awal semester dan terjadwal rutin misalnya setiap bulan. Kemudian menjadi budaya saling observasi antara sesama guru mata pelajaran, guru serumpun, guru senior-junior, dan untuk supervisi formal dalam penilaian kinerja guru. Agar apa tujuannya? Supaya menjadi budaya positif perencanaan-pelaksanaan-proses KBM yang reflektif dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline