Lihat ke Halaman Asli

PUISI

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ELEGI KENANGAN

Langit senantiasa menabur hujan

Saat senyum matahari pergi dari peraduan

Memberi tangis pada jiwa di ujung senja.

Laku sepanjang musim

Tertera indah pada senyuman

Hadirkan kenangan yang mengingatkan

Rindu akan tawa dan bahagia

Yang hilang sejak kepergianmu

Pada tanah yang mengubur jasad

Mengingatkan kenanganku padamu

Ku tau Tangis tak mungkin mengembalikanmu.

Penyesalan jua tak mampu merubah keadaan

Sedari kepergiaanmu tinggalkanku di ujung kisahmu

Jeritan mendidihkan darah tak mampu menahanmu

Seseorang yang slalu memberi jentik jentik tawa dalam kesederhanaan laku

Hanya salam lirih dalam bait bait kerinduanku akanmu

Tegarkan lemahku untuk tetap terpaku setya

Menikmati waktu yang masih tersisa.

Pada sajak harap kepada tuhan

Ku tuang do’a insan merindu

Tentang rinduku kepadamu;

Tuhan; kau telah mengambilnya lebih dulu dariku,

Ku harapkan padaMu

Satukan kami dalam persinggahan

Meski kita hidup di tempat yang berbeda.

Tuhan; Izinkan aku menyatu dengannya

Di taman keabadiaan

Di ujung laku kehidupan

Saat kisahku di tempat memanglah sudah cukup

Dan berhenti berharap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline