Lihat ke Halaman Asli

Murni Marlina Simarmata

Dosen Aro Gapopin

Bersiap Menyambut Calon Menteri Fadli Zon

Diperbarui: 16 Oktober 2019   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fadli Zon (sumber: kompas.com)

Adagium klise "dalam politik tidak ada musuh abadi", benar belaka. Tapi para pendukung fanatik seringkali merasa sulit menerima kenyataan ini. Kita baru saja menyaksikan pertemuan mesra Jokowi dan Prabowo, demikian juga dengan SBY. Dua tokoh terakhir ini berkoalisi untuk mengalahkan Jokowi dalam Pilpres melalui pertarungan sengit.

Banyak pendukung dari kedua kubu belum bisa melupakan pertarungan panas tersebut. Istilah kerennya, belum berhasil move on. Dalam konteks persatuan nasional, para pedukung Jokowi bisa memahami pentingnya menjalin hubungan baik dengan Prabowo dan SBY. Tapi mengajak mereka masuk ke kabinet adalah persoalan lain.

Tanpa Gerindra dan Demokrat, koalisi pengusung Jokowi sebenarnya telah menguasai 60 % kursi di parlemen. Kemudian apa urgensinya menambah koalisi? Mungkin Jokowi lebih menginginkan sebuah pemerintahan mayoritas mutlak daripada mengedepankan prinsip utama demokrasi yang mengisyaratkan adanya keseimbangan kekuatan antara koalisi pemerintah dengan koalisi oposisi.

Fadli Zon adalah salah satu tokoh oposisi paling ikonik selama periode pertama pemerintahan Jokowi. Hampir tak ada kebijakan pemerintah yang lepas dari kritik pedasnya. Barangkali Jokowi bisa dengan mudah menghiraukan berbagai komentar pedas Fadli Zon selama ini, tetapi tidak demikian dengan para pendukungnya. Komentar-komentar Fadli Zon kerap membuat panas telinga para pendukung Jokowi terutama selama musim kampanye Piplres.

Kalau Fadli Zon diberi kursi menteri dan menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi, berapa lama waktu yang dibutuhkan para pendukung Jokowi untuk bisa move on? Berapa lama waktu yang dibutuhkan para pendukung Prabowo untuk bisa menerima kehilangan salah satu tokoh paling ikonik dan simbol perlawanan mereka? Sebaiknya mereka semua bersiap dari sekarang karena indikasi Fadzli Zon jadi menteri cukup kuat.

Dia tidak memiliki jabatan dalam struktur kepemimpinan DPR sekarang. Sebagai politisi paling berpengaruh di fraksi Gerindra, kursi Fadli Zon merelakan kursi wakil DPR bisa dipahami hanya jika dia memang dipersiapkan untuk sebuah jabatan baru. Teka-teki jabatan baru itu semakin terkuak setelah Jokowi mengajak Gerindra dan Demokrat bergabung dengan pemerintahannya.

Sufmi Dasco, wakil ketua DPR dari fraksi Gerindra, mengaku surat penunjukkannya diteken langsung oleh Prabowo. Dia juga mengaku bahwa Prabowo mempersiapkan Fazli Zon untuk tugas baru. Jika Fadli Zon nanti benar-benar diberi jabatan menteri, kiranya masyarakat dapat memetik pelajaran penting: tidak adanya gunanya menjadi fanatik mendukung tokoh atau kubu manapun, apalagi sampai menyebabkan permusuhan sesama warga.

Segeralah move on dan bersiap menyambut kenyataan apapun yang disajikan para elit. Jangan naif membayangkan para elit mendengar kekecewaan dan keresahan anda. Mereka hanya ribut sebentar seperti riak dalam secangkir kopi, kemudian segera guyup untuk menyesap bersama manisnya kekuasaan. Maka bersiaplah menyambut menteri Fadli Zon atau menteri lain yang mungkin selama ini kurang anda sukai. Salam akal sehat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline