Pulang ke kotaku, aku ingin singgah ke rumah teman lama. Entah mengapa tiba-tiba ingin bertemu dia.
Sambil menunggu bis, aku sempatkan menulis konsep dan ide untuk Kompasiana.
Kudengar deru kendaraan -- itu bis yang kutunggu. Dari jauh tampak terang. Suasana di dalam bis tampak jelas. Semua penumpang duduk.
Akhirnya tangan ini memberi tanda ke supir -- agar berhenti di depanku. Bis berhenti tepat di depanku. Sepertinya sopir berharap aku lewat pintu depan saja. Itu yang aku rasakan.
Pintu depan terbuka. Padahal tidak ada kenek. Supir tidak mungkin membukakan pintu. Jarak dari duduknya ke pintu masuk penumpang cukup jauh.
Aku duduk di depan -- dekat pintu depan. Bis bergerak dengan cepat.
Suasana terasa gelap. Lampu yang tadi terang ke mana? Bis tiba-tiba berhenti di tempat gelap. Tak ada penumpang lain.
Aku turun, ternyata ini makam. Di depanku sudah ada nama temanku yang ingin ku temui.
Ternyata, hati temanku tahu aku ingin bertemu. Dia sendiri yang mengantarkan ke rumahnya...
Entah apa yang sudah terjadi...