Lihat ke Halaman Asli

Murni Rianti

Pustakawan SMK Yudya Karya Kota Magelang

Kerokan Sebagai Warisan Budaya

Diperbarui: 1 Februari 2024   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dokpri

Aku netral saja. Mau kerokan oke, tapi juga tidak menganjurkan -- begitu kata sepupuku. Aku menggoda dia, dokter netral. Ini netral ala pemilu ya, Mba...

Dia hanya terkekeh sambil lanjut memeriksa pasien di rumah. Sempat juga dia bilang -- soalnya, kerokan itu bisa sebagai warisan budaya dari nenek moyang kita -- orang Indonesia. Makanya tidak bisa dilarang begitu saja.

Ruang keluarga sepi. Tiba-Tiba kakak ku muncul lagi sambil mengambil ponsel dekat TV. 

Dia sempat bilang lagi -- dalam hal masuk angin, kerokan merupakan penyembuh karena sudah dianggap menjadi tradisi.

Iya benar. Saya uga suka kerokan. Apalagi kalau ibu pengeroknya.

Cara mengerik yang saya tahu karena sudah menjadi kebiasaan di rumah ini -- oleskan minyak atau balsam pada bagian tubuh yang akan dikerok. Lalu gores sambil ditekan dengan koin. Kulit akan menghasilkan gurat-gurat merah bekas goresan koin.

Semakin lama digores semakin merah. ini menandakan tubuh kita benar-benar masuk angin...

Selamat mencoba bagi yang belum pernah. Yang sedang kerokan, semoga cepat sembuh....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline