Dulu, teman saya juga rajin menulis online. Sekarang kerepotan menulis. Sebab harus merenung lama baru muncul ide. Tetapi ketika ide itu datang, semua mengalir lancar. Dia juga merasa terganggu jika sedang asik menulis, ada teman ajak ngobrol. Konsentrasi pecah meninggalkan jejak emosi.
"Tenang, coba saya ngomong. Dulu pernah kamu cerita, tentang cara temanmu belajar. Juga menulis menggunakan ponsel. Mending sekarang cara temanmu bisa ditiru. Yaitu menggunakan ponsel untuk mencatat ide. Kalau mungkin rekam saja ide kamu di ponsel. Biar saja teman bicara. Kamu bisa bicara sama ponsel. Setidaknya kamu bisa sekalian memberi tahu temanmu secara halus, kalau kamu sedang sibuk. Sedang fokus pada satu atau beberapa hal."
"Lha, suara dia bisa ikut masuk ke ponsel saya kalau gitu caranya."
"Ga apa, yang penting kamu tidak kehilangan idemu. Kamu juga bisa menyembunyikan emosi kamu dengan asik ngobrol bersama ponsel. Lalu tangan kamu bisa membantu dia untuk sejenak diam atau menunggu sampai ngobrolmu di ponsel selesai. Lagi pula obrolan bersama teman atau obrolan yang masuk ke ponsel bisa menjadi ide tulisan. Mungkin karena kita belum bisa menerima segala yang sudah ada di depan kita untuk ditulis. Yang sudah pintar menerima keadaan, justru situasi di sekitar kita bisa untuk bahan tulisan."
"Wah iya, direkam saja malah enak ya. Semua obrolan di kelas bisa direkam. Soalnya ada siswa yang pinter humor."
"Nah itu dia, siswa yang ngobrol, kita yang nulis. Untuk jadi kenangan bahwa di kelas ini, pernah ada siswa bicara atau bercerita lucu, membuat semua di ruang kelas tertawa. Kalau perlu membuat kumpulan tulisan dengan tema kisah-kisah lucu dari kelas. Aktor utama selalu Ardian. Sehari terkumpul satu halaman. Hitung saja berapa hari efektif sekolah. Kita sudah bisa menghitung, kira-kira akan menghasilkan berapa halaman. Yang terpenting tulisan yang kita buat akan menjadi kenangan yang abadi. Kita juga penulisnya, kita juga yang akan terkenang-kenang. Jadi mulai sekarang aktifkan selalu rekam jejak di kelas."
Ada senyum di wajahnya.
"Tetaplah giat menulis setiap kejadian, setap hari sampai tersadar, segini jadinya nulis setahun itu!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H